Nyeruput Jamu Tradisional di Kafé Milenial

Nyeruput Jamu Tradisional di Kafé Milenial (Foto : )

Foto: Ilustrasi Jagatnatha[/caption]Cita rasa bervariasi dan tingkat kekentalan beragam, kedai jamu ini jelas tak hanya membidik pasar orang dewasa, melainkan juga anak muda bahkan anak kecil. Acaraki? Acaraki merupakan sebutan untuk peracik atau pembuat jamu . Ini merupakan Bahasa Sansekerta yang sudah jarang orang tahu. Untuk itulah sebutan ini dipopulerkan kembali, sekaligus mengenalkan kembali kebiasaan minum jamu bagi masyarakat.Untuk menyeruput segelas karya seni aneka jamu, harganya bervariasi mulai dari Rp25 ribu rupiah. Selain membuka kedai di Kawasan Kota Tua, usaha jamu modern ini juga tersedia di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.Buat yang mau membuat jamu ala kamu, bisa membuat sendiri di rumah. Oh, ya? Iya, di sini dijual pula serbuk rempah kok, diantaranya kunyit, jahe, dan kencur.[caption id="attachment_393368" align="alignnone" width="900"] Foto: Ilustrasi Jagatnatha[/caption]Kalau ada yang mau belajar membuat jamu kekinian, juga bisa. Di sini ada kelas trainingnya yang berdurasi 2 sampai 3 jam sehari, berbayar Rp300 ribu rupiah per orang. Namun, harap bersabar ya, selama pandemi  Covid-19, kelas training pembuatan jamu ditutup sementara.Nah, jadi kini Anda makin terinspirasi meminum jamu? Atau malah ingin membuat kedai jamu kekinian nih?[caption id="attachment_393366" align="alignnone" width="600"] Foto: Ilustrasi Jagatnatha[/caption]Duuuaaarrr! Guntur menyalak mengiringi sambaran kilat. Hujan deras mengguyur. Saya masih menikmati seruputan jamu sore itu. Seraya berandai-andai semua orang Indonesia kembali ke jamu daripada mengandalkan obat kimia.