Sementara itu, pompa apung ini digunakan untuk keadaan darurat genangan di lingkungan. Jadi sifatnya tidak stasioner, tapi mobile dapat berpindah-pindah.Operasional pompa apung telah digunakan saat menangani banjir akibat longsor di anak Kali Setu. Total ada dua unit pompa apung yang diturunkan."Kita berkeinginan dengan bertambahnya pompa apung ini genangan yang sering terjadi itu bisa secepatnya kita keringkan," ujar Mustajab.Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mendistribusikan 65 unit pompa apung ke lima suku dinas di lima wilayah kota, Rabu (7/10/2020).Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan pompa apung ini lebih fleksibel ketimbang pompa bergerak (mobile) yang selama ini dimiliki Dinas SDA dan Sudin SDA di wilayah karena ukuran dan berat yang lebih ringan.Pompa apung ini bisa diangkat hanya oleh dua orang. Sedangkan pompa bergerak harus diangkat setidaknya oleh delapan hingga 10 orang. Selain itu meski ukurannya lebih kecil, daya sedotnya cukup besar dengan diameter pipa satu meter. Pompa dengan daya sedot sekitar 50 liter per detik dan bentuknya sangat sederhana serta praktis dipakai di daerah dan jalan yang terjadi genangan.Kemudian bisa dipakai di permukiman, berbeda dengan pompa mobile tidak masuk karena lokasinya jalan sempit. Pompa apung ini tinggal ditaruh ke air, karena dapat mengapung. Selangnya bisa sampai 100 meter.Penyerahan pompa ini, sekaligus untuk mendukung program yang tengah berjalan, yaitu "Gerebek Lumpur". Dalam program ini, Dinas dan Sudin SDA menggiatkan pengerukan lumpur yang ada di saluran mikro, penghubung, waduk, hingga sungai.Dengan program itu, diharapkan kapasitas daya tampung tempat-tempat air itu menjadi bertambah sehingga genangan dan banjir dapat dihindari.
Musim Hujan, Dinas SDA DKI Siapkan 65 Unit Pompa Apung Baru di Wilayah Rawan Banjir
Jumat, 16 Oktober 2020 - 10:05 WIB
Baca Juga :