Surat Terbuka Mayjen (Pur) Saurip Kadi untuk Presiden Jokowi, Ini Isinya

Surat Terbuka Mayjen (Pur) Saurip Kadi untuk Presiden Jokowi, Ini Isinya (Foto Istimewa) (Foto : )

Jangankan bagi saudara-saudara kita yang berada di NTT dan apalagi yang dipedalaman Kalimantan, Papua serta dipulau-pulau terluar, sementara kasus pengelolaan Apartemen warisan bapak saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, seperti yang terjadi di Apartemen Graha Cempaka Mas yang berjarak kurang dari 5 km dari Istana Negara hingga saat ini terus dibiarkan berlarut. Yang pasti negara tidak hadir saat rakyat berhadapan dengan kekuatan kapital. Dan masih banyak lagi bidang kehidupan yang belum ditangani pemerintah secara optimal sebagaimana yang bapak janjikan dalam kampanye pada 2 kali Pemilu yang lalu. Maka wajar saja, kalau banyak pihak yang bisnis Haram dan sumber penghasilan illegalnya terhenti dan atau setidaknya merasa dipermalukan bahkan menjadi terancam eksistensinya, terganggu kepentingannya kemudian membiayai dan atau memanfaatkan atau setidaknya bersinergi dengan sejumlah tokoh, kelompok kepentingan dan kaum intelektual yang dilanda krisis etika moral serta haus kekuasaan menempuh startegi POLITIK GADUH dan politik “BELAH BAMBU” yang berbasiskan SARA tak terkecuali keinginan untuk menggantikan Pancasila. Untuk itu kedepan diperlukan langkah berani pemerintah untuk menjelaskan kepada segenap lapisan masyarakat tentang “KENDALA REALITAS” yang sedang dihadapi bangsa secara apa adanya serta bagaimana mengubahnya menjadi peluang emas dalam menatap masa depan dalam persaingan dunia yang semakin ketat. Penyelenggara Negara (Termasuk Hakim) Penyembah Berhala. Ibarat bapak hendak membersihkan lantai, bagaimana mungkin lantai akan menjadi bersih, kalau sapu yang bapak gunakan adalah SAPU KOTOR, bukankah yang akan terjadi justru sebaliknya dimana lantai NKRI akan MERATA KOTOR. Praktek KKN yang tergelar sejak awal Orde Baru dan maraknya Mafia paska reformasi 1998 telah melahirkan sebagian besar ASN dan Anggota TNI khususnya elitnya hidup tanpa etika moral. Dengan Gaji yang begitu kecil yang sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar saja kurang, tapi mereka tidak malu terang-terangan hidup memah dan bahkan pamer kekakayaan didepan publik, dan hal yang demikian terus berlanjut hingga saat ini. Dan setelah pensiun sebagian dari mereka memilih berkebon bunga (BRI, BNI, Mandiri, BCA, SUN, dllnya).