Penjamasan Keris Pusaka, Tradisi Mistik Jawa Bulan Suro

Penjamasan Keris Pusaka, Tradisi Mistik Jawa Bulan Suro (Foto : )

Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Menurutnya, benda pusaka saat dibuat itu ada latar belakangnya. Meski terlihat mirip, tapi tidak ada yang sama atau identik. Karena masing-masing dibuat sesuai latar belakang seseorang, baik itu keturunan raja maupun orang biasa. Hal inilah yang dipercaya ada kekuatan mengikat antara pusaka dengan pemiliknya."Ini salah salah satu pusaka peninggalan Majapahit," kata Agus sambil menunjukkan sebilah senjata.Bentuknya kecil dan pendek. Namun kata Agus, senjata ini sangat istimewa."Namanya dolog luk lima, artinya ada lekukan lima, ini pusaka jaman kerajaan Majapahit yang jaman itu untuk membuat sebilah keris, para empu itu melakukannya dengan proses yang berat, bukan sekedar fisik saja, tapi juga lewat tirakat atau istilahnya laku spiritual," lanjutnya.Pada suatu kesempatan, Agus menunjukkan sebilah keris yang bisa berdiri dengan ujung kerisnya di bawah dan pegangan kerisnya di atas."Kita di sini tidak fokus pada mistis atau kata orang klenik, tapi lebih ke seni dan memahami bagaimana bisa keris ini dibuat dengan perhitungan teknikbdan rasa yang detil, sehingga sebuah keris pun bisa begitu seimbang sampai bisa berdiri, istilahnya keselarasan energi," tambahnya.Proses penjamasan pusaka dilakukan dengan beberapa uba rampe, seperti kembang, dupa, sesaji, dan minyak.Pembersihan menggunakan olesan minyak sekaligus untuk melindungi keris maupun senjata lain dari karat dan sebagainya.Penjamasan benda pusaka seperti ini merupakan kegiatan budaya yang terus dilestarikan. Terutama keris. Karena benda yang satu ini telah mendapatkan pengakuan dari Unesco sebagai warisan dunia. Teguh Joko Sutrisno | Kendal, Jawa Tengah