Ada Masalah Asmara di Balik Kematian Wartawan yang Mengenaskan?

Ada Masalah Asmara di Balik Kematian Wartawan yang Mengenaskan? (Foto Istimewa) (Foto : )

Sementara itu, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bersama beberapa komunitas pers termasuk PWI Sulbar, IJS, dan IWO Sulbar mendesak kepolisian mengusut tuntas penyebab kematian Demas Laira (28) yang bekerja sebagai wartawan sulawesion.com Biro Mamuju itu.  Melalui siaran persnya, AMSI meminta polisi untuk menelusuri penyebab kematian Demas Leira dan kaitannya dengan sejumlah kasus yang ditulisnya di media tempatnya bekerja."AMSI mengajak komunitas pers dan masyarakat untuk bersama-sama mengawasi jalannya pengusutan atas kasus ini hingga terkuak penyebab sesungguhnya. Dan, kepada keluarga dan kerabat yang ditinggalkan, AMSI menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, dan semoga diberi ketabahan atas wafatnya Demas Leira," tegas Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut bersama Sekretaris Jenderal AMSI, Wahyu Dhyatmika. Kematian Demas Laira (28), tentu saja membuat duka bagi keluarga karena di mata keluarga, Demas dikenal sebagai sosok yang penyabar dan pendiam."Dia pendiam, biasa kalau dimarahi kakaknya ketawa saja, tidak pernah ditegur karena orang paling sabar. Selama hidup saya tidak pernah bertengkar, saya juga tidak pernah marahi dia (korban), dia juga tidak pernah marahi saya, saya tidak pernah baku cekcok," kata kakak korban, Tabita, di rumah duka, Desa Bambadaru, Jumat (21/8/2020).Lebih lanjut Tabita mengungkap bahwa adiknya itu sempat ada masalah dengan temannya terkait urusan asmara."Memang ada masalahnya, ceritanya, masalahnya di Tommo, perkiraan karena itu belum diselesaikan, tiba-tiba ini terjadi. Temannya, dia cemburu, istrinya datang di Salupangkang, dia kira istrinya ada hubungan dengan korban. Sekarang itu, temannya ini tidak satu rumah lagi dengan istrinya," ungkap Tabita. Sementara itu, ayah korban, Bongga, mengungkapkan korban sempat mengabari keluarga melalui telepon jika tengah berada di Palu, Sulawesi Tengah. Namun, setelah itu, Bongga mengatakan tidak ada kabar lagi yang diberikan oleh putranya."Setelah selesai pekerjaan di sini, kita tidak tahu dia ke mana, nanti di Palu menelepon memberi kabar, katanya sama teman, ada proposal yang mau dibuat, dia bilang pulangnya besok sore (Rabu). Tetapi ditunggu sampai malam, dia tidak datang, padahal sudah tengah malam, perjalanan dari Palu ke sini hanya beberapa jam saja," ujar Bongga."Tapi waktu dalam perjalanan kita tidak tahu dia sendiri atau tidak, soalnya tidak pernah ada kabar siapa yang menemaninya," sambungnya.Bongga bahkan tidak pernah menduga tayangan video di akun Facebook korban, yang sebelumnya dianggap orang kecelakaan, adalah anaknya sendiri."Pagi tadi tadi kita lihat Facebook-nya ada orang kecelakaan di jalan, kita pikir orang lain tidur di jalanan," tuturnya.Pihak keluarga pun meminta polisi bergerak cepat mengusut kasus ini. Salah satu keluarga korban, Oktovianus, berharap pelaku segera terungkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya."Tentu dengan kasus ini, harapan kami sebagai keluarga, mengharapkan pihak berwajib untuk bisa mengungkap kasus ini seterang-terangnya, karena bagi kami ini adalah hal yang sangat memukul bagi keluarga, tidak pernah terbayang, akan menimpa saudara kami," kata Oktovianus."Kami memohon dukungan dari teman-teman media untuk membantu kami mengungkap kasus ini, paling tidak harapan kami sebagai keluarga bisa mengetahui apa yang menjadi motif, penyebab meninggalnya saudara kami ini," pungkasnya.