Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Di Istana Kuning setiap wisatawan yang datang akan didampingi pemandu. Pemandu yang mendampingi saya namanya Syarani. Masih muda. Sekitar 30 tahunan.Sebelum masuk lebih ke dalam saya duduk sebentar di semacam jembatan kayu kecil yang menghubungkan koridor istana dengan ruang bangunan utama. Bangunan istana memang berbentuk rumah panggung besar, yang ditopang tiang kayu besar dibawahnya.[caption id="attachment_359548" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Saya tertarik dengan beberapa tonggak kayu di sela-sela halaman dasar. Tingginya hanya 50 sentimeter dan dibalut kain kuning."Nah itu," kata Syarani seakan menebak pikiran saya."Itu bekas tiang asli yang jadi penyangga pertama istana. Jadi ceritanya, Istana Kuning ini dibangun pada 1806 oleh Sultan ke 9 Kasultanan Kutaringin, Pangeran Ratu Muhammad Imanuddin (1805-1841). Lalu pada tahun 1986 istana terbakar, kemudian dibangun kembali pemerintah tahun 2001," cerita Syahrani.Cukup disayangkan istana yang begitu artistik bisa terbakar pada waktu itu. Dan ternyata penyebab kebakaran bukan karena aliran listrik tapi karena dibakar oleh perempuan gila."Saat itu keluarga Kasultanan sedang tidak di istana. Entah darimana datangnya, orang gila itu masuk kawasan istana, dan mungkin mainan api atau bagaimana membuat ada bagian istana yang kebakar. Karena semua bangunan istana dari kayu ya langsung merembet, membesar dan menghabiskan seluruh istana dan sebagian besar isinya," jelasnya.Jelas itu kerugian yang tak ternilai secara budaya. Setelah kebakaran tahun 1986 itu, pemugaran istana baru dilakukan pemerintah pusat pada tahun 2001 dan terus berlanjut secara bertahap.[caption id="attachment_359547" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Kesultanan Kutaringin didirikan oleh Pangeran Adipati Antakasuma yang merupakan salah seorang putra Raja Banjar IV Sultan Mus'tainubillah.Secara umum bangunan istana terdiri empat bagian sebagai simbol dari 4 istri Sultan Kutaringin ke-9 yang berasal dari Dayak, China, dan dua istri lainnya dari Melayu.Bangunan paling kanan dinamakan Bangsal dengan arsitektur rumah Betang yang merupakan rumah khas suku Dayak. Kemudian ada di Balai Rumbang yang dihiasi motif rumah China.Sedangkan dua bangunan yang berciri khas Melayu adalah Keraton Dalam Kuning dan Balai Pahaderan. Teguh Joko Sutrisno | Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah