Misteri Relief Pembuatan Keris dan Mitos Uji Kesetiaan di Candi Sukuh

Misteri Relief Pembuatan Bilah Keris di Candi Sukuh (Foto : )

Keduanya juga memanifestasikan diri sebagai kesatuan dari "Lingga-Yoni" yaitu sebagai manunggalnya Trimurti (Mencipta-Memelihara-Melebur). Bahwa daya kekuasaanNya-lah yang bekerja, menuntun dalam bekerja.

Masuk ke dalam cerukan di tanah ibarat orang yang mati, dimasukkan liang kubur, meninggalkan semua kemelekatan dunia.

Dalam ungkapan Jawa adalah "mati sakjroning urip, urip sakjroning pati" yang artinya meninggalkan kemelekatan duniawi saat masih hidup sehingga bisa hidup tanpa dirundung kekhawatiran, kecemasan maupun ketakutan.

Secara spiritualitas telah meninggalkan "Ego" agar nantinya daya kekuasaanNya bisa eksis bekerja.

Ibaratnya seperti kisah Ruwatan Sudamala. Sadewa sudah bukan lagi Sadewa pribadi tapi Dewa Çiwa telah masuk ke dalam diri Sadewa dan kemudian meruwat Dewi Durga.

Begitulah idealnya seorang Empu Pande Sewaktu berkarya membuat bilah keris.

Masuk ke dalam ceruk tanah juga dapat diartikan "pulang" ataupun "sangkan paraning dumadi, dumadining sangkan paran" atau asal muasal suatu ciptaan/hidup/kehidupan dan kemana tujuan akhir nantinya ciptaan/hidup/kehidupan itu.