Kepiawain Firli tidak terlepas dari peran sang guru tenis, yaitu legenda atlet tenis lapangan Indonesia, Surharyadi yang tercatat pernah mengharumkan nama Indonesia pada gelaran Asian Games 1990 di Beijing dalam nomor ganda campuran dan meraih medali emas.Firli yang dilantik menjadi Ketua lembaga anti rasuah KPK, 21 Desember 2019 lalu, tentu saja membuat segala aktivitasnya menjadi sorotan, termasuk dalam hal pergaulan. “Olahraga memang membangun dan memelihara silaturahmi, kawan-kawan pemain tenis ini kan tidak mungkin dia datang ke kantor saya, saya juga tidak mungkin meluangkan waktu khusus untuk ketemu mereka ditempat lain. Jadi saya kira ini adalah tempat umum, untuk berolahraga dan bertemu kawan-kawan tenis,” tukas Firli.Jiwa kompetitif Firli bisa terlihat dari caranya memandang kemenangan pada sebuah pertandingan.“setiap pertandingan itu pasti ada menang dan kalah, tetapi tidak ada orang yang ingin bertanding dengan target kalah, pasti ingin menang. Namun, kalaupun harus kalah jangan terlampau jauh, kalau ibarat tenis kalah nya tie break, 10-9 atau 7-6,” ungkapnya.Bagi Firli hal tersebut juga bisa dilakukan dalam kompetisi apapun di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mendorong seseorang untuk tidak tertinggal dalam meraih prestasi.Selain jiwa kompetitif, pada sela-sela olah raga rutinnya di akhir pekan, Firli juga membagikan tips bagaimana menghadapi rintangan dalam hidup. Tentu Firli cukup berpengalaman dalam menghadapi beragam situasi yang sulit, sebut saja saat terpilih sebagai Ketua KPK, media memberitakan sekitar 500 pegawai KPK membuat pernyataan menolak Firli sebagai calon Ketua KPK. Namun, hal tersebut tidak tampak kepermukaan pasca Firli dilantik.Firli juga mengawali masa tugasnya dengan bersilaturahmi bersama seluruh jajaran di KPK. Pada dokumentasi agenda silaturahmi perdana Ketua KPK terpilih dengan seluruh pegawai KPK terlihat akrab dan hangat.Saat ditanya bagaimana tanggapan terkait penolakan yang sempat menyeruak tersebut, Firli mengibaratkan kondisi tersebut dengan hobi tenisnya.“Kalau saya mau tau tentang dunia bulu tangkis,saya harus belajar bulu tangkis. Kalau saya mau tahu dunia tenis, saya harus belajar tenis,” papar Firli.Selanjutnya Firli memberikan kata-kata mutiara tentang rintangan yang biasa dihadapi siapapun dalam sebuah proses,“Tidak akan ada masalah yang dapat membunuh kita. Tetapi masalah itu akan datang silih berganti, justru akan membuat kita dan menjadikan kita lebih kuat,” pesannya.Menurut Firli, olah raga mengajarinya cara memanfaatkan kesempatan seperti pada suatu pertandingan, dimana tidak akan ada pertandingan lainnya yang sama lagi.“Kalau kita bisa menang hari ini, jangan pernah kita menunda untuk esok hari, karena esok hari belum tentu kita bisa menang. Gunakanlah kesempatan itu dengan sesungguhnya, sekeras-kerasnya dan supaya ada manfaatnya bagi diri anda sendiri dan orang lain,” jelasnya.Firli Bahuri kecil kini telah menjadi seorang Komisaris Jenderal, hasil perjuanganya melawan keterbatasan telah mendorongnya duduk di sejumlah jabatan strategis, hingga menghantarkan dirinya sebagai Pimpinan Ketua KPK. “Dahulu olah raga saya itu lari pulang pergi ke ladang, jalan kaki pulang pergi sekolah”, tutur Firli.Hal tersebut menggambarkan sebuah proses panjang dari sebuah perjalanan karir. Proses tersebut tentu saja didapat dengan persiapan.“Setiap hari saya terus memperbaiki diri saya, tidak hanya bangun pagi, karena itu dilakukan semua orang, semua taruna. Semua hal saya perbaiki agar lebih baik lagi, saya perbaiki satu per satu,” tutup Komjen Firli.Semangat perbaikan tersebut dikatakan Firli akan sejalan dengan tugas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.