EKSKLUSIF: Pasha 'Ungu', Wakil Walikota yang Kini Membidik Jabatan Gubernur

EKSKLUSIF: Pasha 'Ungu', Wakil Walikota yang Kini Membidik Jabatan Gubernur (Foto Istimewa) (Foto : )

YI: Mas Pasha serius menyiapkan hal itu? PU: Tidak ada pilihan lain, kami harus siap. Karena ini perintah juga kan. YI: Apa kabar dengan band Ungu? PU: Alhamdulillah Ungu baik. YI: Apa bedanya dengan menjadi gubernur? PU: Gubernur ini kan apa bedanya dengan direktur TV. Maksudnya sama-sama mengurus sesuatu kan, sistemnya manajerial kan, hanya karena memang kepala daerah ini kan berafiliasi dengan masyarakat, berafiliasi dengan perencanaan pembangunan misalnya, sehingga orang mengatakan wah ini orang harus terukur nih capaian-capaian kerjanya, tapi saya kira kan hampir sama juga, di swasta kan juga sama seperti itu. Jadi, jangan lah kita terlalu mengkultuskan suatu posisi jabatan. Hari ini seorang menteri, biasa aja tuh, ada yang pakai ransel, naik mrt, ada yang naik gojek. So, gimana kita lihat sesuatu yang aneh. Saya gak tahu apakah ini memang zamannya, atau gimana, gak ngerti juga. Tapi pada prinsipnya, saya tidak pernah mengspesialkan suatu posisi jabatan. Hari ini saya menjadi wakil wali kota, so what gitu? Karena wakil wali kota akan diukur dari kinerjanya dia. Tidak dilihat dari, dia akan melakukan seluruh proses hidupnya seperti apa. Hari ini saya nongkrong di depan situ, so what gitu? Kenapa? YI: Mas Pasha ini kan menjadi wakil wali kota dan menjalankan keluarga dengan memiliki tujuh anak, bagaimana pembagian waktu dengan keluarga? PU: Sesungguhnya waktu tidak pernah saya atur, tetapi waktu lah yang menyesuaikan dengan kondisi saya. Yang saya maksud adalah begini, di saat memang kami bekerja ya kami bekerja. YI: Dalam sepekan hari keluarga ada berapa hari? PU: At least, one day for week gitu. Satu hari dalam satu minggu lah, itu juga kalau ada catatan. Maksudnya kalau kan saya tugasnya di Palu, kalau ada perjalanan dinas ke Jakarta ya sekalian pulang.