Isu rasis yang disiram dari bangsa Belanda baru mendapat sandingannya ketika sosok Nyai Ontosoroh (Sha Inne Febriyanti) muncul. Ia istri seorang Belanda yang hidup makmur dari hasil bumi, Herman Mellema. Herman memungut Ontosoroh sebagai gundik saat belia.Singkat cerita, Minke dan Annelies alias Ann, menjalin hubungan. Minke pribumi sedangkan Ann seorang Indo. Di sinilah bibit perlawanan rasis dan diskriminatif mulai berkobar. Nyai Ontosoroh merestui hubungan Minke dengan Ann.Ann yang punya tampilan bangsa bule yang kuat malah selalu ingin jadi pribumi. Maka percintaan Minke dan Ann ini adalah cermin semangat Nyai Ontosoroh melawan perbedaan pribumi dan non pribumi. Mengapa Nyai Ontosoroh punya semangat perlawanan? Ternyata, Ontosoroh cukup cerdik. Sejak ia dipungut jadi gundik oleh Herman Mellema, Ontosoroh mempelajari berbagai hal mulai dari bahasa, administrasi, bisnis dan lain–lain. Akibatnya, cawan intelektual Ontosoroh berkibar pada waktunya. Ia memang pengecualian dari Nyai pada umumnya.Nyai Ontosoroh bisa baca keganjilan–keganjilan penerapan hukum pada manusia, yang bisa menguntungkan salah satu pihak serta merugikan pihak lain alias curang.Di situlah Ontosoroh melawan. Gelisahnya Minke Seiring sejalan dengan Nyai Ontosoroh, Minke juga melawan semprotan rasis dan perilaku diskriminatif pada pribumi. Minke mengekspresikannya lewat tulisan-tulisan lepas di koran Surabaya kala itu.Minke, memang anak muda yang gelisah pada masanya. Bahkan bobot ketokohan Minke masih bertambah ketika ia juga menyerang soal budaya kolot di tanah airnya sendiri.Ada scene
Bumi Manusia, Bumi Untuk Manusia Selamanya
Kamis, 22 Agustus 2019 - 15:52 WIB
Baca Juga :