Marah Rambut Anaknya Dipotong, Orangtua Murid Potong Rambut Guru

potong rambut guru (Foto : )

antvklik - Razia rambut di sekolah biasanya dilakukan oleh guru. Tapi lain dengan yang terjadi di Kabupaten Sikka, Nusa tenggara Timur, malah orangtua murid yang memotong rambut seorang guru secara paksa di depan para muridnya. Pasca rambut dicukur secara paksa ini, Ibu guru yang mengajar di SD Inpres Madawat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur mengalami trauma.

Sang guru hanya berdiam diri di dalam rumah dan enggan menerima warga yang hendak menjenguknya, termasuk keluarga pelaku yang hendak meminta maaf dan menyelesaikan persoalan yang terjadi secara adat.

Keluarga korban berharap proses hukum yang kini ditangani aparat kepolisian bisa ditegakkan, sehingga menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan, yang harus menghormati profesi guru. Suasana rumah Sang Ibu guru Sekolah Dasar Inpres Madawat, Kabupaten Sikka, NTT, terlihat sepi,  pasca mengalami tindakan kekerasan dari orang tua siswa yang nekat mencukur rambutnya. 

Orangtua korban memotong rambut guru secara paksa di depan para siswa yang tengah melakukan aktivitas belajar mengajar pada Jumat (1/3). Leonardus Efrianus Lana, suami korban mengatakan, hingga kini Ibu guru masih trauma, karena sakit hati atas perlakuan yang dialaminya.

Pihak keluarga pun belum memberikan respons terhadap pelaku,  meski ada upaya mediasi yang dilakukan pihak keluarga pelaku. Keluarga korban berharap pihak aparat Kepolisian Resort Sikka tidak tinggal diam atas laporan keluarga dan pihak sekolah atas kasus yang dialami sang guru.

Proses hukum harus bisa berjalan dan menjadi pelajaran bagi masyarakat, yang harus menghargai profesi guru. Sementara itu di rumah kediaman Arnoldus Raga, pelaku pengguntingan rambut guru secara paksa, suasana agak ramai. Keluarganya berkumpul mencari solusi untuk menyelesaikan kasus ini secara adat dan juga secara hukum yang berlaku.

Arnoldus Raga mengatakan akan meminta maaf terhadap korban dan keluarganya, karena telah melakukan tindakan tidak terpuji yang mencoreng dunia pendidikan. Selain itu juga mencoreng martabat seorang perempuan yang juga ibu guru, yang patut dihargai.