Duryodhana menginstruksikan Shalya untuk mengendarai kereta Karna. Arjun memberi tahu Draupadi bahwa motif perang adalah untuk memberi pelajaran kepada para Kurawa karena berperilaku buruk dengannya. Bima bertarung melawan Dushasana.
Bima memutuskan untuk membunuh Dushyasana saat matahari terbenam. Nakula menantang Karna untuk berduel. Karna menyelamatkan nyawa Nakula. Sementara itu, Bima membunuh beberapa saudara Duryodhana. Arjun melibatkan Duryodhana dalam duel. Dhrishtadyumna melibatkan Ashwathama dalam pertarungan.
Sangkuni menyarankan Dushyasana untuk melarikan diri dari medan perang. Nakula, Sadewa dan Yudhishthira menghentikan Dushyasana. Arjun menangkap Duryodhana, sementara Karna menangkap Bima. Karna bergegas menyelamatkan Duryodhana. bIMA melarikan diri dari penahanan Karna.
Upapandava membawa Draupadi ke medan perang, bersama mereka. Dushyasana meminta maaf kepada Bima. Bima mematahkan tangan Dushyasana, dan memukul dadanya. Dia mencuci rambut Draupadi dengan darah Dushyasana. Bima memutuskan untuk meminum darah Dushyasana, sesuai dengan sumpahnya. Draupadi mencoba menghentikannya. Sementara itu, Dushyasana mengorbankan nyawanya.
Duryodhana, Karna dan Sangkuni menyaksikan tindakan brutal itu. Kemudian, Bima menjadi emosional saat melihat mayat Dushyasana.
Draupadi menyarankan Duryodhana untuk menyerah, dan menerima kekalahan. Dhritarashtra menjadi tertekan tentang kematian Dushyasana. Sangkuni mencoba menghibur Duryodhana tentang kematian saudara-saudaranya. Duryodhana ingin menyaksikan kematian salah satu Pandawa, sebelum kematiannya.
