Kehilangan cinta Nila Sari membuat Jaka terpuruk dan sering mabuk-mabukan. Dalam keadaan mabuk, Jaka kerap menggoda gadis desa karena setiap melihat mereka, ia teringat wajah Nila Sari.
Suatu malam, Jaka mabuk berat di sebuah kedai dan membuat keributan dengan menggoda seorang pelayan perempuan. Ia mengaku sebagai Jaka Diningrat, keturunan bangsawan.
Pengakuannya tidak dipercaya oleh pengunjung lain, yang malah mengejeknya dengan sebutan Jaka Tuak. Pengakuannya dianggap hanya untuk mendapatkan minuman gratis. Jaka pun dipukuli oleh pengunjung dan petugas keamanan kedai.
Melihat hal tersebut, seorang pelayan perempuan merasa kasihan dan menyelamatkan Jaka, membawanya ke kamar di rumahnya. Ia merawat luka-luka Jaka dan karena terpesona oleh ketampanannya, mereka akhirnya bercumbu dan tidur bersama. Namun, dalam bayangan Jaka, ia melihat wajah Nila Sari.
Keesokan paginya, tanpa sepengetahuan Jaka, Nila Sari datang ke rumahnya untuk menemuinya. Karena Jaka belum pulang, Nila Sari hanya bertemu dengan ibu Jaka.
Namun, kehadiran Nila Sari diketahui oleh prajurit Kadipaten yang kemudian secara tidak sengaja mendorong ibu Jaka hingga jatuh dan kepalanya terbentur benda keras hingga ia tewas.
Saat Jaka pulang dari rumah pelayan kedai dan menemukan rumahnya ramai, ia terkejut mengetahui ibunya telah meninggal. Dengan penuh dendam, Jaka berencana membalas kematian ibunya dan menemui Nila Sari di Kadipaten pada malam harinya.