Ayahnya adalah figur penting dalam hidupnya, tetapi suatu hari secara tiba-tiba, ayahnya meninggal. Akibatnya, mereka pindah ke rumah kakek mereka atau Opa.
Amara merasa janggal karena rumanhnya, yang terletak di sebuah desa terpencil di tengah hutan, dihuni oleh orang tua saja. Setiap sore, para penghuni serentak keluar rumah membawa sajen, lalu mengucapkan mantra.
Amara melihat sebuah sumur misterius dekat rumah Opa suatu malam dan melihat kata Beremanyan, sesosok hantu yang mampu mengabulkan permintaan.
Ingin bersama ayahnya untuk terakhir kalinya, ia melakukan ritual memanggil Beremanyan.
Saat Amara dan Kasih pergi ke sekolah, ibunya diseret arwah ayah Amara, membuatnya harus di kasur, dan ternyata ibu sudah dirasuki ayahnya. Arwahnya juga gentayangan di sekitar rumah.
Ketika Amara geram, Kasih akan dirasuki, dikelas, ia mengambil pulpen dan menikam diri. Teman Amara, Dian, dikunci di kamar mandi dan dikendalikan untuk membanting kepala di cermin.
Amara pun merasa stres dan ingin mengurung kembali Beremanyan, yang ternyata hanya membuat orang menderita, tetapi diberitahu bahwa ia tak bisa dikurung.