Antv – Tengah marak dialami masyarakat Indonesia, penyakit radang tenggorokan bisa menjadi salah satu gangguan kesehatan yang perlu kita perhatikan.
Umumnya, radang tenggorokan merupakan kondisi yang ditandai dengan peradangan dan rasa sakit pada tenggorokan.
Di tengah memburuknya kualitas udara belakangan ini, benarkah faktor tersebut menjadi salah satu penyebab radang tenggorokan?
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak 7 faktor utama yang menyebabkan penyakit radang tenggorokan berikut ini!
Penyebab Radang Tenggorokan
1. Infeksi Virus
Infeksi virus seperti virus flu, virus yang menyebabkan pilek, atau virus lainnya seperti virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis) dapat menyebabkan radang tenggorokan.
2. Infeksi Bakteri
Bakteri seperti Streptococcus pyogenes, yang menyebabkan radang tenggorokan streptokokus, merupakan penyebab umum radang tenggorokan bakteri. Infeksi bakteri ini memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
3. Alergi
Reaksi alergi terhadap debu, serbuk bunga, bulu binatang, atau alergen lainnya dapat menyebabkan peradangan tenggorokan.
4. Polusi Udara
Pajanan terus-menerus terhadap polusi udara, terutama asap rokok atau udara berpolusi, dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan menyebabkan radang.
5. Iritasi
Mengonsumsi makanan pedas, minuman yang terlalu panas, atau makanan yang mengandung bahan kimia tertentu dapat mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan peradangan.
6. Cuaca Dingin dan Kering
Udara dingin dan kering dapat mengeringkan tenggorokan dan menyebabkan iritasi serta radang.
7. Overuse Suara
Berbicara terlalu keras atau terlalu banyak, terutama dalam situasi seperti menyanyi atau berbicara di depan umum, bisa menyebabkan radang pada pita suara dan tenggorokan.
Penting untuk diingat bahwa diagnosa yang akurat dari penyebab radang tenggorokan memerlukan evaluasi medis oleh profesional kesehatan. Jika Anda mengalami radang tenggorokan yang berkepanjangan, parah, atau disertai gejala lain seperti demam tinggi, kesulitan menelan, atau pembengkakan kelenjar di leher, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.