Antv – Plastik sudah menjadi material yang lazim digunakan sehari-hari dalam berbagai aktivitas. Gelas, botol, alat makan, dan berbagai barang konsumsi lainnya yang kita gunakan sebagian besar terbuat dari plastik.
Plastik pada dasarnya terbuat dari petroleum. Petroleum adalah salah satu bagian dari minyak bumi yang berasal dari fosil dan merupakan material yang tidak dapat diperbarui.
Petroleum kemudian akan dicampur dengan dari karbon, hidrogen, dan atom-atom lainnya. Bahan dasar pembentuk plastik ini disebut dengan polymer.
Jenis plastik pun beragam.
Ada yang bisa digunakan berkali-kali namun lebih banyak kita temui plastik yang hanya dapat digunakan satu kali.
Aqil Azizi, peneliti dan Dosen Teknik Lingkungan Universitas Bakrie membuka beberapa fakta mengkhawatirkan mengenai penggunaan plastik untuk jangka waktu menengah dan panjang.
Ia menyampaikan bahwa plastik yang sudah tersebar dan mencemari lingkungan tidak akan dapat terurai.
“Plastik akan selalu ada di sekitar kita. Tidak bisa diuraikan hanya saja ukurannya yang berubah. Itulah yang disebut microplastik, nanoplastik, dan sebagainya,” jelas Aqil dalam Webinar Bulan Lingkungan Hidup Sedunia mengenai Bahaya Plastik Bagi Lingkungan & Makhluk Hidup yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF).
Plastik yang masih berbentuk besar (macro-plastik) jika tidak dikelola dengan baik dan bijak, sangat berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan berbagai bencana seperti banjir, perubahan iklim, hingga mencemari lingkungan.
Seiring berjalannya waktu, bentuk plastik yang makro dapat berubah bentuk lebih kecil seperti mikroplastik (<5-1mm) hingga nanoplastik (<1mm).
“Jika plastik yang masih dalam bentuk besar seperti botol, kantung plastik itu bisa mencemari lingkungan bahkan membunuh hewan di laut karena cemaran plastik dapat ditemui di lautan. Namun, plastik yang sudah terdegradasi dapat menjadi mikroplastik maupun nanoplastik dan itu yang berbahaya untuk kesehatan karena dapat mengontaminasi darah hingga masuk ke dala sel tubuh,” tambah Aqil.
Bagi biota laut terutama hewan, makroplastik dapat masuk ke dalam tubuh hewan dan membunuh mereka.
Sedangkan endapan mikroplastik dan nanoplastik baik di lautan dan di berbagai tempat lainnya sangat berpotensi untuk membahayakan kesehatan manusia. Apa saja bahaya endapan mikroplastik maupun nanoplastik untuk kesehatan?
“Dalam jangka waktu panjang, paparan mikroplasik pada manusia dapat menyebabkan inflamasi, infertilitas, hingga kanker. Dampak dan bahaya kesehatan inilah yang harus disadari sehingga perlahan kita dapat mengurangi atau bahkan tidak lagi menggunakan produk yang terbuat dari plastik,” jelas Kaprodi Teknik Lingkungan Universitas Bakrie ini.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menghindari bahaya paparan plastik, salah satu diantaranya mengganti produk plastik dengan produk lain yang lebih ramah lingkungan dan aman digunakan berkali-kali seperti material yang terbuat dari kaca, kayu, dan sebagainya.