Ini juga sulit diabaikan . Tuan rumah, suami- istri, sahabat puluhan tahun. Apalagi dia sudah mengirim undangan jauh hari, disusul wanti-wanti berganti- ganti oleh Raam dan Raakhee. Tamu Bukber Raam -Raakhee tidak hanya kalangan film, tapi dari pelbagai kalangan diplomat, pengusaha dan pemerintah. Sehingga suasana Silaturahim juga menonjol.
Raam berpidato singkat. Tapi penting dicatat nasehatnya yang ini : " Jangan pernah abaikan keluargamu, karena itulah tempatnya kamu pulang,".
Bukber Satupena
Terbaru, Kamis (6/4/2023) malam bukber dengan kawan - kawan komunitas penulis Indonesia yang berhimpun di organisasi penulis "Satupena". Budayawan Denny JA yang juga Ketua Umum Satupena menginisiasi bukber itu di Resto Kedai Tjikini, miliknya, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Di dalam bangunan art deco resto --yang termasuk cagar budaya di kawasan Cikini, Menteng -- disitulah silaturahim Satupena berlangsung. Meriah. Diisi sekaligus dengan acara pembacaan puisi dan musikalisasi beberapa puisi penting. Bukber Satupena pun menjadi istimewa : sekaligus berisi asupan gizi rohaniah. Apalagi bisa bertemu dengan Gemala Hatta, Prof Musda Mulia, Prof Didin S Damanhuri, Nasir Tamara, Akmal Nasary, Wina Armada, Asro Kamal Rokan, Fanny Poyk, Jose Rizal Manua, DR Satrio Arismunandar, Asri Hadi untuk menyebut beberapa nama.
Malam itu, saya didaulat tampil oleh dua pemandu acara yang trampil : Tami dan Amelia. Diminta baca puisi dan menyanyi. Dua hal yang saya ragukan bisa saya kerjakan secara baik malam itu. Terutama karena saya lebih menyiapkan diri menjadi penonton kejutan happening art kawan- kawan dari Satupena.
Bersiap menikmati pembacaan puisi Denny JA, Nasir Tamara, Wina Armada, Fanny Poyk dan penyair Jose Rizal dan mendengar lagu " Tuhan" yang dinyanyikan Uni dari ranah Minang dengan baik. Saya hanya membuat catatan mengenai acara malam itu dalam kaitan dengan Ramadhan. Catatan dimaksud mengawali tulisan ini. Saya mengajak semua hadirin mensyukurinya dengan menyampiakan pujian kepada Allah SWT yang memberi berkah nikmat Ramadhan. Kita kembali menikmati kemerdekaan
setelah tiga tahun dijajah pandemi Covid-19.
Acara Satupena itu semacam suatu terobosan dalam istilah Prof Musda Mulia, dapat menghindarkan kita dari kebosanan di banyak ritual agama.
Saya juga menyampaikan apresiasi kepada Denny JA yang menginisiasi bukber Satupena. Mengapresiasi prakarsanya memutar kembali baling -baling kegiatan dan kreatifitas anggota dalam pelbagai kegiatan sejak Satupena di bawah tampuk pimpinannya.