Sering Viral di Media Sosial Jelang Ramadhan, Inilah Makna dan Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban

Inilah Makna dan Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban
Inilah Makna dan Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban (Foto : Ilustrasi)

AntvJelang Ramadhan, biasanya banyak beredar pesan berantai di media perpesanan WhatsApp maupun media sosial lainnya terkait keutamaan malam Nisfu Sya'ban.

Dalam penanggalan Islam, bulan Sya'ban menempati urutan ke delapan dan dalam catatan sejarah, banyak peristiwa besar terjadi pada bulan Sya'ban. Seperti dikutip dari Republika.co.id, salah satu peristiwa besar dan menjadi tonggak sejarah adalah perpindahan arah kiblat dari Masjid al-Aqsha ke arah Ka'bah, Terkait pertisiwa ini, Allah SWT menerangkannya di QS al-Baqarah: 144 yang kurang lebih artinya:

"Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."

Peristiwa lainnya adalah turunnya ayat Alquran yang menganjurkan untuk membaca shalawat, seperti yang termaktub di dalam QS al-Ahzab: 56. Artinya:

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Dalam bulan Sya'ban juga Rasulullah SAW pernah menerangkan, diangkatnya catatan amal manusia juga terjadi tiap bulan Sya'ban. Hal itu disampaikan dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Suatu kali, Usamah bertanya kepada Nabi SAW:

"Wahai Rasulullah, kelihatannya tak satu bulan pun yang lebih banyak engkau puasakan daripada bulan Sya'ban?"

Nabi SAW menjawab:

"Bulan itu sering dilupakan orang karena letaknya antara Rajab dan Ramadhan, sedangkan pada bulan itulah diangkat amalan-amalan kepada Tuhan Rabbul 'Alamin. Maka, saya ingin amalan saya dibawa naik selagi saya dalam keadaan berpuasa."

Bulan Sya'ban juga banyak kaum Muslimin mengikuti salah satu teladan Rasul SAW, yakni puasa sunnah. Selain itu, ada pula suatu tradisi yang sudah begitu membudaya di Tanah Air. Yakni, peringatan malam Nisfu Sya'ban.

Keutamaan Bulan Sya'ban

Bagi sebagian kalangan, malam itu dianggap istimewa. Mereka mendasarkan pada hadits dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi SAW. Beliau bersabda,

"Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan."

Hadits lainnya diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Nabi SAW bersabda,

"Allah ‘Azza wa Jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang, yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa."

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan al-Dailami, Imam 'Asakir, dan al-Baihaqy, Rasulullah SAW bersabda,

"Ada lima malam di mana doa tidak tertolak pada malam-malam tersebut, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya'ban, malam Jumat, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha."

Hadits hadits di atas, menurut jumh

ur ulama, termasuk dhaif. Akan tetapi, terdapat riwayat dari generasi tabiin yakni yang menghuni Negeri Syam (Suriah). Mereka diketahui gemar menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan sholat sunah. Di Indonesia, tidak sedikit yang biasanya menggelar acara tertentu untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban. Misalnya, membaca doa, baik secara sendiri-sendiri maupun beramai-ramai. Cara lainnya, seorang dari jamaah majelis membacakan (men-talqin) doa tersebut, kemudian jamaah mengikutinya. Atau, salah seorang berdoa dan jamaah lain mengaminkan saja sebagaimana maklumnya. Kegiatan lainnya adalah membaca surat Yasin tiga kali setelah maghrib, baru dilanjutkan dengan berdoa. Intinya, Sya'ban termasuk bulan yang dimuliakan. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan agar banyak berpuasa sunah di dalamnya. Apalagi, dalam beberapa hari lagi sejak itu kita akan memasuki bulan suci Ramadhan. Tidak semua umat Islam Indonesia sependapat dengan tradisi menghidupkan malam Nisfu Syaban. Untuk itu, sikap saling menghormati perlu dikedepankan. Terlebih, amaliah menghidupkan malam Nisfu Sya'ban merupakan persoalan fur'iyyah yang hendaknya diisi ibadah untuk mempertebal keimanan.

Wallahu a'lam