Begini Saran Dokter Tentang Permainan Lato-lato untuk Anak-anak

Lato-lato
Lato-lato (Foto : Instagram @ck_partsbabel)

Antv – Lato-lato saat ini jadi salah satu mainan tradisional yang nyatanya sangat ramai digandrungi oleh semua kalangan, mulai dari anak, remaja, hingga dewasa, semuanya memainkan permainan yang satu ini.

Akan tetapi, seperti yang diketahui jika lato-lato ini bisa menjadi permainan yang kurang begitu dirokemendasikan untuk anak balita

Sebab, lato-lato ini terbuat dari bahan yang cukup keras dan jika terbentur ke bagian tubuh saat dimainkan dengan kecepatan tinggi tentu akan meninggalkan bekas hingga benjol. 

 

Menanggapi lebih jauh tentang hal ini, Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak menyarankan agar lato-lato tak dimainkan anak usia dibawah lima tahun (balita), karena perkembangan motoriknya yang belum baik. 

"Kemampuan motoriknya belum baik sehingga dia akan mudah untuk menyebabkan dirinya kena bola, menyebabkan lebam-lebam, karena saking kencang dan terlepas (bola)," ujar Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH , Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI dikutip dari TvOnenews Selasa, 17 Januari 2023. 

img_title
Lato-lato. (Foto: Instagram @didit.olshop)

 

Menurut Bernie, orangtua harus mempertimbangkan sejumlah hal sebelum membolehkan anak memainkan lato-lato. Salah satunya apakah kemampuan motorik halus anak sudah mumpuni atau malah sebaliknya. 

Kemampuan motorik halus ini melingkupi keterampilan fisik, melibatkan gerakan yang menuntut koordinasi mata dan tangan. 

Lalu menurut Bernie, permainan yang pernah populer di tahun 1960 hingga 1970-an tersebut sebenarnya dapat melatih daerah tangan, dari lengan sampai jari-jari dan melatih tangan bergerak. 

Selain itu, bermain lato-lato juga melatih ketepatan tentang bagaimana seorang anak bisa memperkirakan bola ini bisa bertemu, konsentrasi dan keseimbangan.

img_title
Lato-lato. (Foto: Instagram @ck_partsbabel)

 

Lebih jauh, Bernie juga mengungkapkan jika anak usia sekolah dan remaja termasuk yang diperbolehkan untuk memainkan lato-lato ini, hal itu karena akan tahu bahayanya dan memiliki kemampuan untuk mengontrol motor halus dan kasar.

"Pada usia sekolah atau usia remaja tentunya boleh. Tetapi, ada pendampingan orangtua. Jadi anak mengerti. Atau kalau belum terampil jangan terlalu kencang dulu nanti bisa mencederai diri sendiri," kata Bernie. 

"Dulu dibuat dari glass, kemudian diganti dengan bahan yang lebih aman. Kalau bahannya aman itu tidak apa-apa. Bagaimana bisa menyebabkan lebam? Kalau mengenai tubuh anak itu akan mudah lebam," ucapnya lagi.