Berbakti Kepada Ibu Tanpa Basa-Basi

Ilustrasi
Ilustrasi (Foto : Freepik/freepik)

AntvHari Ibu jatuh pada tanggal 22 Desember, di saat orang-orang merayakan dan mengapresiasi peran sekaigus kasih sayang ibu yang tak terhingga. 

Saat ini, cara anak merayakan hari ibu berbeda dengan 10 tahun lalu. 

Mungkin saat ini anak masih akan mengucapkan kata apresiasi dan cinta kepada ibu mereka. Terkadang, hal ini disertai hadiah atau menghabiskan waktu bersama.

Namun, di era modern ini anak pun akan mencurahkan dan menunjukkan kasih sayangnya kepada ibu melalui media sosial

Mereka akan mengunggah momen kebersamaan dengan sang ibu, lalu menulis caption berupa kata-kata mutiara yang manis dan hangat untuk sang ibu tercinta. 

Namun, selaraskah itu semua dengan perasaan dan bakti seorang anak yang sebenarnya kepada ibu mereka? 

img_title
Ilustrasi. (Foto: Pexels/Ketut Subiyanto)

Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah menyampaikan suatu cerita tentang kurangnya kebaktian seorang anak kepada ibunya. 

Ibu merelakan jiwa, raga, dan hartanya demi anak. Ia tak ragu untuk mengeluarkan uang sebanyak apapun demi memenuhi kebutuhan buah hatinya.

Lalu, bagaimana dengan anak itu sendiri? 

Seorang anak bisa terlihat baik dan berbakti kepada Ibunya oleh orang lain. Namun, Allah selalu tahu dengan niat seseorang di hatinya. 

img_title
Buya Yahya. (Foto: YouTube Al-Bahjah TV)

“Yang di dalam hati orang mengabdi ini Allah Maha Tahu,” ungkap Buya Yahya, dilansir dari YouTube Al-Bahjah TV. 

Tak sedikit anak yang terlihat begitu taat dan berbakti kepada ibunya, padahal ia menyimpan maksud terselubung di balik semua itu. 

Sang anak sengaja berperilaku saleh dan membentuk image yang baik agar dirinya terhindar dari kewajiban untuk membantu ibunya. 

Sayangnya, karakter anak yang seperti ini cukup banyak ditemukan. Buya Yahya menegaskan hal ini tak boleh dibiarkan dan siapapun yang melakukannya harus bertaubat.

img_title
Ilustrasi Ibu dan anak. (Foto: Freepik/freepik)

“Hati-hati hamba Allah kalau punya sifat-sifat ini. Taubat,” tegas Buya Yahya. 

“Gak akan baik hidupmu kalau semacam itu. Ibundamu, ibundamu. Harus serius kita, jangan bohong dengan ibunda,” ia melanjutkan.

Sikap anak yang berpura-pura baik untuk menghindari kewajiban dalam membantu orang tua ini merupakan basa-basi yang tak penting.

Selain itu, hal seperti ini sama sekali tak akan diterima Allah SWT. 

img_title
Buya Yahya. (Foto: YouTube: Al-Bahjah TV)

Pasalnya, bagaimana bisa seorang anak tak mau dan tak ikhlas membantu ibunya yang telah berkorban banyak hal demi membesarkannya?

Untuk berbakti kepada ibu tak perlu berbasa-basi. Tak perlu berpura-pura baik dan taat hanya demi menghindari kewajiban lainnya, yaitu untuk membantu ibumu dalam segala kondisi dan situasi. 

“Kalau memang kau orang bener (baik), Allah Maha Tahu. Kalau ternyata selama ini nggak bener, ayo taubat karena Allah Maha Pengampun,” pesan Buya Yahya. 

Anak yang berbakti dengan baik dan ikhlas kepada ibunya akan mendapat berkah hidup yang nikmat dari Allah SWT. 

Sebaliknya, anak yang tak berbakti, seperti sering marah dan menuntut banyak hal kepada orang tuanya, maka semua itu akan berdampak buruk baginya di dunia dan akhirat. 

“Masya Allah, pantesan hidupnya pada sengsara hari ini, karena orang tuanya yang didzalimi,” ungkap Buya Yahya. 

“Maka anda harus menjadi orang selamat. Orang tuamu, orang tuamu, orang tuamu,” sambungnya.