Antv – Perselingkuhan merupakan tindakan menyakitkan yang dilakukan seseorang dalam suatu hubungan. Perasaan pasangan yang tulus dikhianati oleh sosok yang seharusnya menjaga mereka.
Lalu, bagaimana pandangan tokoh agama sendiri tentang perselingkuhan dalam pernikahan?
Yahya Zainul Ma’Arif alias Buya Yahya menyampaikan betapa hinanya bagi siapapun yang melakukan perselingkuhan ketika sudah memiliki pasangan halal.
Banyak sekali laki-laki maupun perempuan yang melakukan kehinaan ini dalam pernikahan mereka. Padahal, mereka telah diberkahi pasangan halal oleh Allah SWT, yang selalu menanti kehadiran mereka di sampingnya.
Tindakan hina ini tidak akan hilang dalam sekejap, terlebih jika yang melakukannya memang sudah sering melakukan hal tersebut.
Bahkan, orang yang telah terbiasa dengan tindakan hina seperti itu tidak akan pernah puas, bahkan sampai ia meninggal dunia.
Siapapun yang melakukan hal hina ini mungkin telah kehilangan rasa tertarik terhadap pasangan halalnya.
Siapapun pelakunya, ia tergoda dan lebih antusias dengan orang lain yang bukan pasangan halalnya. Ia menganggap hal haram jauh lebih indah daripada yang halal di mata Allah SWT.
Sikap ini merupakan sebuah kegilaan, sebuah bisikan setan. Sudah seharusnya manusia takut atas Allah SWT dan menghindari segala larangan-Nya.
Jangan pernah main-main dengan urusan haram, urusan kehinaan, urusan zina. Tidak hanya tindakan, menerima zina pun merupakan sebuah kehinaan.
Tidak ada hal yang baik dari menerima sebuah keburukan. Siapapun yang menerima zina hanya menyebabkan dirinya semakin sengsara. Mengapa begitu?
Buya Yahya menyampaikan bagaimana orang yang telah terbiasa melakukan dan menerima kehinaan, sulit bagi mereka untuk menikmati lagi hal-hal yang halal.
“Karena semakin dia pernah merasakan yang haram, semakin tidak enak, tidak nyaman yang halal baginya,” ungkap Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV.
Hal ini merupakan awal kehancuran bagi mereka yang melakukan kehinaan.
Hal ini bahkan telah diakui langsung oleh orang-orang yang insyaf dari tindakan hina mereka.
Sebelum bertaubat, mereka sulit membangkitkan syahwat kepada pasangan halal mereka. Namun, hal sebaliknya justru mereka rasakan kepada pasangan haram mereka.