Tahun ini #Hands4Diabetes2022 diadakan kembali secara luring untuk pertama kalinya serentak di 23 kota (Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Cirebon, Karawang, Surabaya, Malang, Semarang, Solo, Jogja, Makassar, Manado, Palembang, Lampung, Jambi, Medan, Pekanbaru, Denpasar, Ambon, Mataram, Samarinda, Pontianak, dan Banjarmasin). Harapannya kegiatan ini dapat mendukung kualitas hidup para diabetesi dan membangun kesadaran hidup sehat bagi masyarakat umum,” tambah Noviana.
Senada dengan Noviana, Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI mengatakan, “Seperti dipaparkan pada British Journal of Nursing, diperkirakan bahwa diabetesi menghabiskan paling banyak 2-3 jam per tahun dengan tenaga profesional kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa diabetesi harus mengelola kondisi masing-masing secara mandiri di luar periode waktu ini3. Bantuan dan dukungan dari tenaga kesehatan diperlukan, namun melihat kondisi tersebut, masing-masing pribadi perlu memiliki pengetahuan luas, semangat, dan konsistensi untuk mengatasi diabetes. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan Tropicana Slim dalam kampanye #Hands4Diabetes2022 untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola diabetes.”
“Gula dan lemak erat kaitannya dengan kalori yang masuk melalui pola makan. Lemak tergolong memiliki kalori yang tinggi, terhitung 2 kali lebih banyak dibandingkan protein dan karbohidrat sehingga konsumsi lemak yang tidak dibatasi dengan baik sangat rentan menyebabkan asupan kalori berlebih dan penambahan berat badan. Harvard Medical School juga menyebutkan bahwa penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh dapat berefek negatif terhadap kesehatan, salah satunya terkait dengan penurunan sensitivitas hormon insulin yang menyebabkan terganggunya pengaturan kadar gula darah4. Kabar baiknya, penumpukan lemak dapat dikurangi dengan berolahraga aktif minimal 30 menit setiap hari dan memperhatikan asupan nutrisi. Salah satu yang dapat dilakukan adalah membatasi asupan gula dan lemak harian sebagai bagian dari pola makan sehat.
Selain dibatasi jumlahnya, memilih sumber makanan dengan kandungan lemak baik juga penting dilakukan misalnya buah alpukat, kacang-kacangan, ikan salmon atau tuna, dan gunakan minyak kanola atau minyak zaitun sebagai pilihan untuk menumis,” tambah dr Dr. dr. Em Yunir. Selain pembatasan asupan lemak dan tentunya pembatasan gula, diabetesi perlu aktif bergerak, olahraga secara teratur dan cek gula darah secara berkala. Apabila diabetesi memiliki kekhawatiran terhadap kondisi mereka atau mengalami gangguan kesehatan tertentu, maka disarankan untuk menghubungi dokter atau tenaga kesehatan.”
dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS, pendiri Komunitas Sobat Diabet mengatakan, “Untuk memulihkan kembali kondisi para diabetesi, dukungan sosial dari lingkungan sangat berpengaruh positif untuk membantu mengurangi stres, meningkatkan tingkat kesadaran diri, serta mendukung perubahan gaya hidup yang kurang sehat5. Setelah pandemi Covid-19 mereda, kegiatan senam bersama dapat berdampak positif tidak hanya untuk fisik namun juga untuk kesehatan mental.