Potong Kuku hari Sabtu dan Senin Tidak dapat Rahmat?

Buya Yahya
Buya Yahya (Foto : YouTube Al-Bahjah TV)

Antv – Para ulama berpendapat, tidak ada hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan hari terbaik untuk sunnah memotong kuku. Termasuk untuk kesunnahan di hari Jumat. 

Meskipun tidak ada hadits yang menyebutkan hari Jumat sebagai hari yang disunnahkan untuk memotong kuku, amalan tersebut lebih banyak dilakukan oleh sebagian imam salaf.

Menurut Buya Yahya, sesuatu yang terkait tentang kebersihan itu menjadi hal yang di sunnahkan. 

"Hadits Shahih muslim tentang Al Fitrah, Fitrah itu tentang sesuatu yang Fitrahnya manusia, aslinya asal kebersihan. Bahasa lain menjadi disunnahkan, disunnahkan itu ada sepuluh," ungkap Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Jumat, 30 September 2022.

 

img_title
Buya Yahya. (Foto : YouTube Al-Bahjah TV)

 

Buya Yahya mengatakan jika salah satu Fitrah itu adalah memotong kuku. Potong kuku merupakan sunnah yang dapat dilakukan kapan saja. Akan tetapi anjuran lebih sunnah kalau mengambil hari Jumat.

Fitrah itu mungkin kita sederhanakan bahasanya dianjurkan, kita itu mematuhi Fitrah itu. Diantaranya adalah potong kuku. Potong kuku adalah sunah, kapan saja, ada anjuran lebih sunnah kalau mengambil hari Jumat. Sunnah kalo sudah sunnah sudah selesai jangan jadi malah tidak dapat rahmat," Jelas Buya Yahya. 

Lebih lanjut, Buya Yahya mengatakn jika potpong kuku hal yang baik dan tidak berkaitan dengan tidak mendapatkan Rahmat.

 

 

"Imam Syafi'i mengatakan riwayat yang seperti itu adalah riwayat yang tidak bisa dipakai. Memotong kuku yang semula bagus kok menjadi tidak turun rahmat ini kan serem banget. Engga ada, engga seperti itu," Tandasnya.

Selain itu Buya Yahya mengatakan jika potong kuku dapat dilakukan kapan saja, dihari apa saja namun dihibau lakukan potong kuku sepakan sekali setiap hari Jumat dan tidak lebih dari 40 hari.

"Potong kapan saja cuman dihibau kalau bisa setiap sepekan sekali setiap hari jumat, paling lama jangan lebih dari 40 hari. Kalo 40 hari itu sudah kaya harimau itu," Sambung Buya Yahya.

"Jadi apapun hairnya kalo bisa hari Jumat, tapi kalau jumat engga sempet ya Allah, ya Sabtu dong. Ini dianjurkan, bahwa Nabi tidak membatasi tidak ada larangan kapanpun," sambungnya.

Buya Yahya juga menyampaikan jika ada beberapa dibuku-buku yang menulis seperti itu namun jika hingga sampai mengacam itu menjadi hal yang menyeramkan.

"Memang ada sebagian ditulis dibuku-buku begitu tapi kalau untuk mengancam orang jadi serem begitu, harus ada keretangan yang jelas dong dari mana sumbernya kan begitu. Jadi serem motong kuku yang sunnah yang dikatakan Fitrah kok menjadi tidak mendapatkan rahmat," tandasnya.

Jika ada pernyataan memotong kuku dihari tertentu tidak mendapatkan rizki maka menurut Buya Yahya itu tidak benar. Bahkan Buya Yahya menyampaikan jika sebagian ulama mengajari cara memotong kuku supaya berbeda dengab kebiasaan. 

"Ada katanya kalo hari ini, engga dapat rizki, Rizkinya sempit, engga ada cuman dihibau dihari jumat. kemuadian cara memotong, potong caranya apa saja cuman sebagian ulama  mengajari agar berbeda dengan kebiasaan, dijadikan ini ibadah," kata Buya Yahya. 

"Memotong dari telunjuk terus nanti akhirnya adalah jempol atau mungkin dengan disilang-silang biar tidak sama dengan kebiasaan misalnya, kelingking, tengah, ibu jari baru jari manis, telunjuk. Disilang deh biar keluar dari kebiasaan potong, itu saja," sambungnya.

Buya Yahya juga menyampaikan jika memelihara kuku merupakan makruh dan bukan suatu kebaikan atau kemuliaan.

"Potong kuku deh jangan melihara kuku, jelas sunnah memelihara kuku adalah makruh, tidak baik, bukan suatu kebaikan dan kemuliaan," tutupnya