Proses mencerna makannya itu pun berlangsung secara terus-menerus/kontinyu, hingga bagian-bagian tubuh tertentu dalam makanan tersebut dapat dicerna seluruhnya.
Enzim pada sistem pencernaan ular kemudian akan membantu mencerna segala sesuatunya, tetapi rambut/bulu dan kuku akan dikeluarkan melalui kotorannya.
Adapun adaptasi tengkorak ular, memungkinkan mereka untuk menelan mangsa yang jauh lebih besar dari ukuran kepalanya.
Tulang-tulang tengkorak itu dihubungkan oleh ligamen elastis, sehingga memungkinkan terjadinya banyak perenggangan.
Sendi dari rahang atas dan bawah ditempatkan sangat jauh ke belakang, sehingga memungkinkan ular dapat membuka mulut selebar mungkin.
Ditambah dengan tulang rahang bawah yang tidak menyatu di bagian depannya, berarti rahang ular dapat bergerak ke samping ketika ular tersebut menelan mangsa besar.
Selain itu, ular memiliki tulang tambahan disebut "tulang kuadrat" di setiap sisi. Hal tersebut memberikan "engsel ganda" pada sendi, sehingga memungkinkan pergerakan rahang secara berganti-gantian saat menelan mangsa.