Menikmati Tubuh Tara Basro

Menikmati Tubuh Tara Basro
Menikmati Tubuh Tara Basro (Foto : )

Dunia maya media sosial heboh. Tara Basro muncul telanjang. "Worthy of Love", begitu kapsi pada foto yang diunggahnya di Twitter pada Selasa (3/3/2020). Ungkapan cinta diri sendiri ini indah! Sayang Kominfo justru berpendapat lain. Postingan Tara Basro dianggap mengandung unsur pornografi.

Gila! Orang-orang di negeri ini sudah gila! Pikirannya dirajam mesum! Semua tentang keindahan dipandang dari sudut selangkang! Pornografi! Gila! Nah, kali ini foto Tara Basro disorot tajam. Dituding mengandung unsur pornografi kendati bagian payudara dan kemaluannya tertutup! Ah, sungguh menyedihkan pikiran orang-orang di negeri ini. Unggahan Instagram ini bukan yang penulis maksud dalam bahasan sudut pandang foto artis Pengabdi Setan, 'Tara Basro' yang telanjang itu. https://www.instagram.com/p/B9RiWERHeup/?igshid=1h3du9v7igzwu “Andaikan kita lebih terbiasa untuk melihat hal yang baik dan positif, bersyukur dengan apa yang kita miliki dan make the best out of it daripada fokus dengan apa yang tidak kita miliki," tulis aktris bernama lengkap Andi Mutiara Pertiwi Basro itu. "Setelah perjalanan yang panjang gue bisa bilang kalau gue cinta sama tubuh gue dan gue bangga akan itu," imbuhnya merujuk pada bagian perutnya. Mari kita melek bersama. Buka mata lebar-lebar. Buka hati luas-luas. Unggahan Tara dengan perutnya yang berlemak adalah ungkapan diri banyak perempuan. Ungkapan diri melawan stigma standar bentuk tubuh sempurna perempuan. Masyarakat ini sudah salah kaprah menilai. Banyak yang melakukan body shaming. Perempuan harus langsing! Perutnya rata! Wahai masyarakat, tontonlah film ‘Imperfect: : Karir, Cinta & Timbangan’ yang disutradarai Ernest Prakasa. Oke, sekali lagi, melek mata dan jangan munafik! Tara Basro hanya berusaha melihat lemak dan bentuk tubuhnya dari sudut pandang positif. Lipatan lemak pada perutnya tidak disembunyikannya. Patung Erotis? Oh iya, masih ingat patung di Putri Duyung Ancol? Patung ini akhirnya ditutupi bagian dadanya. Karya seni patung ini adalah korban sensor sosial di Indonesia. Patung yang adalah benda mati juga harus mengikuti norma kelompok tertentu. Juga patung-patung yang berada di Istana Bogor, ditutupi kain demi menghormati kebudayaan serta norma yang berlaku. Patung Tugu Zapin yang merupakan ikon Kota Pekanbaru juga mengalami nasib sama. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau menganggap karya seni itu bersifat erotis. What?! [caption id="attachment_287893" align="alignnone" width="500"]
Menikmati Tubuh Tara Basro Patung Inul Ngebor di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Foto: Kaskus[/caption] Ada beberapa patung yang dirobohkan karena dianggap vulgar ataupun porno diantaranya:

12 November 2007, patung Inul Ngebor di Jl. Kartika Utama, Pondok Indah 28 Juli 2010, patung Tiga Mojang di Perumahan Harapan Indah, Bekasi 10 Februari 2014, patung Akar Manusia di Titik Nol Kilometer, Yogyakarta

Lalu, bagaimana dengan ‘Bambu Mesum’ Getah-Getih yang dibangun Anies Baswedan di Bundaran HI senilai Rp550 Juta itu? Tidak ada reaksi! Coba pikir, bambu macam apa yang semahal itu dan sudah mulai lapuk hanya dalam kurun waktu 11 bulan? Kapan ya orang-orang di negeri ini tidak melulu melihat dan berpikir dari sudut selangkang ... (*)