HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie Tipe Manusia Dinamis

HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie Tipe Manusia Dinamis (Foto Perpustakaan Bakrie)
HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie Tipe Manusia Dinamis (Foto Perpustakaan Bakrie) (Foto : )
Sosok H. Achmad Bakrie sebagai tipe manusia dinamis, digambarkan oleh sosok yang selama hidupnya dikesankan seram padahal belum tentu menakutkan, yakni Sudomo.
Walau jabatannya (Menko Polkam) seram, tapi ia sendiri tak terkesan menakutkan. Orang malahan pernah tercengang ketika pedagang asongan ia rompikan biar kelihatan lebih manusiawi.Atau bahkan untuk menciptakan komunikasi pada masyarakat luas, petinggi yang lancar berbicara ini tidak segan-segan tampil mendendangkan suaranya di layar teve.Di “markas”nya, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, saat tim penulis buku ''H. Achmad Bakrie - Sebuah Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan' meminta tanggapannya, Sudomo mengakui bahwa H. Achmad Bakrie sudah seperti keluarga. Karena itu “ndak pakai formalitas segala.”Kenyataannya pun memang tidak jauh berbeda. Sudomo agaknya mengenal H. Achmad Bakrie bukan hanya di permukaan saja. Jalinan persahabatan mereka mengental di lapangan golf Rawamangun, Jakarta, sejak 1968 hingga akrab benar pada 1971.Sudomo ingat persis tahunnya sebab sejak 1971 dia menjabat Ketua Umum olah raga stick itu hingga akhir hayatnya itu. Sedikitnya sejak itu mereka bersua dua kali seminggu, juga Hj. Roosniah Bakrie, penggemar golf pula, yang selalu datang bersama suaminya.Sudomo menyebut H. Achmad Bakrie sebagai gain golfer . Fanatiknya bukan main. Untuk memenangkan pertandingan, H. Achmad Bakrie tidak tanggung-tanggung mengeluarkan jurus psywar pengacau konsentrasi permainan lawan.Tapi H. Achmad Bakrie melancarkan perang urat syaraf itu dengan
sense of humor menggelitik “nakal” namun tidak jorok. Itulah strategi menang dengan enjoy."Rasa humor yang tinggi merupakan salah satu kekuatan dan kelebihan H. Achmad Bakrie," gurau Sudomo.Mantan Menteri Tenaga Kerja ini menilai sukses H. Achmad Bakrie menjadi pengusaha besar terletak pada kemampuan manajemen dan karena ia “bertangan dingin.” Yang terakhir itu anugerah Tuhan, lanjut Sudomo.Di tangan manusia bertangan dingin masalah-masalah yang berat dan ’njlimet’ bisa enteng teratasi. Selain karena faktor pengalaman, tentu saja.“Walaupun orang pinternya luar biasa jika tak dikaruniai tangan dingin, wah repot juga... susah.”Tangan dingin menurut Sudomo tidak harus dicampuradukkan dengan faktor luck. Keberuntungan toh tidak selalu ada dan sifatnya insidentil. Namun tangan dingin Bakrie, sempurnanya, ditunjang lagi intuisi dan feeling bisnisnya yang tajam.Kemampuan menajemen tatap muka Bakrie juga amat menonjol, ujar Mantan Pangkokamtip itu. Pola menajemen ini layak dianalogikan penerapannya pada peleton di kesatuan militer.Komandan peleton yang selalu berada pada kesatuannya mengetahui persis kapan ia harus di depan, di tengah, di belakang, untuk mendorong dan menggerakkan anak buahnya.Setiap kali turun ke bawah dia dapat mengenal karakter dan kemampuan orang dengan baik. Lebih lanjut “orang laut” yang juga berhasil di darat ini mengemukakan bahwa inti pola menajemen tatap muka itu sangat tepat tatkala harus mengoperasionalkan strategi itu di lapangan.Di situ berproses estimate of the situation