antvklik.com - Pulau Sumba merupakan salah satu pulau di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Selain dikenal dengan pantai yang cantik, pulau Sumba juga terkenal akan adat istiadatnya yang unik. Masyarakat Sumba Timur, masih hidup dengan berpegang teguh pada adat istiadat mereka. Walaupun sudah banyak yang menganut agama Nasrani, namun masih tetap melaksankan penguburan secara adat Sumba.
Penguburan secara adat kali ini, digelar oleh Umbu Nai Kahumbu , yakni untuk mengubur adik kandungnya, Umbu Nai Manju yang meninggal pada 31 Desember 2017, dan neneknya Rambu Nai Tammar. Keduanya merupakan turunan bangsawan dari desa Laimbonga, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur.
Upacara penguburan secara adat Sumba selalu dilengkapi dengan penyelembihan hewan, seperti kerbau, kuda dan babi. Orang Sumba percaya bahwa roh nenek moyang ikut menghadiri upacara penguburan dan karenanya hewan dipersembahkan kepada mereka. Sedangkan daging hewan dimakan oleh tamu undangan yang hadir. Acara penguburan kali ini, digelar selama dua hari. Pada 1 Agustus 2019, tamu tamu mulai berdatangan untuk datang melayat dan memberi penghormatan terakhir terhadap jenasah Umbu Nai Manju dan Rambu Nai Tamar.
Dari pagi hingga malam para tamu undangan dengan berpakaian adat lengkap, datang silih berganti. Sekitar pukul 19.30 WITA barulah kedua jenasah diusung ke teras rumah dan iring ke kuburan masing masing yang sudah dipersiapkan. Isak tangis mengiringi jenasah hingga ke liang lahat. Untuk Umbu Nai Manju, kuburannya terbuat dari pahatan batu alam. Dan di bagian dalam batu dibikin kamar berlantai keramik.
Sedangkan kuburan Rambu Nai Tamar berjarak sekitar 500 meter dan terbuat dari batu alam murni. Keesokan harinya, 2 Agustus 2019, sebagai bentuk syukur berlangsungnya acara penguburan dengan baik, maka dipotonglah hewan kurban. Ada 11 ekor kerbau jantan besar atau dalam bahasa lokal disebut kerbau mandappa dan seekor babi jantan besar. Seekor kerbau mandappa harganya Rp50 - 100 juta.
Menurut Umbu Nai Kahumbu, dia mengundang sekitar 62 kabihu atau marga yang tersebar di Sumba Timur. Jumlahnya sekitar 5 ribu orang yang ikut hadir. Perhari, dia menyembelih sekitar 15 ekor sapi dan puluhan ekor babi untuk memberi makan para tamu. Ratusan tendapun dibangun untuk tempat bermalam para tamu.
Kahumbu mengatakan total biaya yang dikeluarkan untuk melangsungkan penguburan adik dan neneknya secara adat Sumba ini mencapai Rp5 milyar. Kahumbu mengatakan tidak rugi mengeluarkan biaya yang begitu besar, sebagai bentuk dia menghargai adik dan neneknya. Juga sejatinya orang Sumba haruslah tetap melesetarikan budaya yang sudah diwariskan oleh nenek moyang. Siti Amina Wungo | Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur