Catatan Sepak Bola Reva Deddy Utama : Jepang Bertabur Bintang, Timnas Sudah Hebat Dapat Imbang

Indonesia vs Jepang, Jumat 15 November 2024
Indonesia vs Jepang, Jumat 15 November 2024 (Foto : PSSI)

Antv – Catatan Sepak Bola Reva Deddy Utama 

Jurnalis Pemerhati Sepak Bola

 

Jumat (15/11) malam, tim nasional (timnas) sepak  bola Indonesia bertemu Jepang pada  penyisihan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, di Stadion Utama, Gelora Bung Karno. Mampukah kepak perkasa   "Garuda," manandingi ketajaman "Samurai Biru"??

Kita sudah tahu, Jepang raja sepak bola Asia. Negara Sakura itu paling sering merebut Piala Asia, empat kali. Jepang tidak pernah absen di Piala Dunia, sejak 1998, tujuh kali berturut-turut.  Jepang  di peringkat 15  FIFA, teratas di Asia. 

Kini, di penyisihan Piala Dunia 2026, Jepang belum terkalahkan, dan paling produktif. Tiga kali menang: 7-0 libas China, 5-0 atas Bahrain, 2-0 dari Arab. Kemudian sekali seri: 1-1 dengan Australia. Mencatat nilai 10, mencetak 14 gol, kebobolan 1 gol. Luar biasa. 

Dahsyat dan Merata

Tim Samurai Biru datang ke Jakarta berkekuatan 27 pemain,  mayoritas bermain di klub kelas satu di negara Eropa.  Striker nomor satu mereka, Ayase Ueda (Feyenoord) dan bek tangguh Takehero Tomiyasu (Arsenal), tidak ikut lantaran cedera. 

Biar begitu, kekuatan Jepang tidak berkurang. Mereka bertabur bintang. Di antaranya,  Zion Suzuki (Parma). Yukinari Sugawara (Southampton), Ko Itakura (Monchengladbach), Ayumu Seko (Grasshopper), Yuto Nagatomo (Tokyo FC), Wataru Endo ( Liverpool), Hidemasa Morita (Sporting Lisbon), Daichi Kamada (Crystal Palace), Kaori Mitoma (Brighton Albion), Takefuso Kubo (Real Sociedad), Reo Hatate (Celtic), Takumi Minamino ( AS Monaco). Daichi Kamada (Crystal Palace) Nakamura (Reims), Reo Hatate, Daezen Maeda dan Kyogo Furuhashi (Celtic).

Dengan materi seperti itu, kekuatan Jepang dahsyat dan merata. Pelatih Jepang, Hajeme Moriyasu, fanatik dengan pola 4-2-3-1. Ini pola paling efektif guna menguasai permainan dengan merebut lapangan tengah lalu menyerbu lawan. Formasi itu juga solid meredam  serangan lawan. 

Kiper Jepang,  Zion Suzuki, masih muda,  syarat pengalaman, rapi membungkus gawangnya. Suzuki dibentengi empat 'pendekar,' Yukinari Sugawara, Ko Itakura, Koki Machida, Nagatomo/Ayumu Seko. Ini kuartet pertahanan tangguh, sulit ditembus. Mematahkan serangan lawan, dengan elegant, guna  mengawali serangan. 

Kekuatan utama Jepang di lapangan tengah, pada jendral Wataru Endo, gelandang bertahan merangkap play-maker. Bila bola di kaki pemain Liverpool ini, maka  lawan terancam. Sebab umpannya terukur, membelah pertahanan lawan, memanjakan para penyerang.

Untuk bertahan Endo  dibantu Hidemasa  Morita yang bermain untuk Sporting Lisbon. Ini gelandang  tenaga kuda, tukang gasak, jago merebut bola di kaki lawan. Dia perusak permainan lawan. Selain Morita, Jepang juga punya  Daichi Kamada yang tak kalah galak dan sigap. 

Untuk gelandang serang, Jepang punya trio  ganas. Mitoma, Minamino dan Kubo. Ketiganya, cepat, licin, dan lihai mengelabui lawan. Gawatnya lagi, ketiga pintar mencetak gol. Si kecil Kubo paling ditakuti. Hari Minggu lalu dia  membawa  Real Sociedad  memperdaya Barcelona 1-0. 

Daya serang Jepang semakin dahsyat, dengan striker Kyogo Furuhasi andalan klub Celtic. Fosturnya tidak tinggi, tapi liar dan pintar mencari celah kosong untuk menerima umpan,  lalu mencetak gol. Atau Daizen Maeda yang juga pemain Celtic, sama berbahayanya.  

Racikan Shin Tae-young

Menghadapi Jepang yang bertabur bintang, dan unggul kualitas  memang dilema. Mau bermain terbuka, atau pun bertahan bisa cilaka. Kita pun sadar diri, tak perlu menang, bisa menahan imbang Jepang sudah  prestasi luar biasa. 

Pelatih Shin Tae-young mesti cerdik meracik formasi, strategi dan memilih pemain yang diturunkan.  Saatnya Tae-young menjawab kritikan bahwa dia hanya hebat  mencari dan mengumpulkan  pemain, namun lemah dalam menerapkan taktik dan strategi. 

Yang pasti  melawan Jepang, dibutuhkan  stamina  prima. Gaya bermain Jepang modern, pakai taktik 'box to box' terorganisir. Membangun serangan dari belakang, menjalar ke depan. Aliran bolanya pendek,  tapi cepat, dan variatif. Gaya ini membuat lawan capek. Bila lawan lengah, umpan tusuk, atau lambung dikirim ke mulut gawang. 

Apakah Shin Tae-young, akan memasang tiga centre-back, dengan formasi favoritnya 5-3-2? Boleh saja, namun hati-hati, dua wingback jangan gegabah maju ke depan. Sebab trio gelandang serang Jepang,  Kubo, Mitoma dan Minamino berbahaya bila lepas dari kawalan. 

Pilihan lain pakai formasi 4-5-1. Empat pemain dipaku di belakang menunggu lawan datang.  Kemudian memainkan tiga gelandang bertahan, guna menahan Jepang di lapangan tengah. Dua gelandang lain, lebih menyerang bersama satu striker. Peluang pasti sedikit, manfaatkan sebaik-baiknya. 

Siapa pun yang bermain, harus fokus dan siap mental.  Jangan terulang  kesalahan fatal, seperti momen terciptanya dua gol China. Kawal semua sudut lapangan, tempel ketat lawan. Jay Idez dan kawan-kawan jangan  minder, sudah kalah sebelum bertandingan, itu akan mengendorkan  semangat juang. 

Percaya  diri, berani dan taktis memainkan bola, tidak buru-buru membuang bola ke depan. Mainkan  ball-possession, sehingga bola tidak gampang hilang. Tentu saja, pada saat yang tepat, serangan balik mendadak, dengan umpan panjang perlu dilakoni juga. .

Begitu hebat Jepang, ada kawan - setengah bercanda - berharap pemain Jepang terjangkit diare, sehingga taji mereka tumpul. Juga memohon Jepang  tidak serius. Bahkan  berharap nyali mereka ciut, bermain di hadapan puluhan ribu pendukung militan timnas Garuda. . 

Sehebat-hebatnya Jepang, pasti punya kelemahan, dan pasti sesekali  berbuat salah pada 90 menit laga. Semoga itu terjadi, dan timnas bisa memanfaatkannya. Pada akhirnya kita berharap semoga Timnas Garuda tampil keren,  cukup meraih hasil imbang. 

Bila menang - saya membayangkan - Stadion Utama Gelora Bung Karno pasti berguncang..  Buktikan... Kita Indonesia......