Kisah Heroik Veddriq Dan CdM Anindya Bakrie di Olimpiade Paris Jadi Inspiratif Anak Muda

CdM Anindya Bakrie & Veddriq pada Talkshow Demi Indonesia Satu
CdM Anindya Bakrie & Veddriq pada Talkshow Demi Indonesia Satu (Foto : VIVA/Adri)

Antv – Hasil gemilang yang diraih Tim Indonesia pada Olimpiade 2024 Paris menjadi inspirasi anak muda Indonesia. Di Olimpiade 2024 Paris, Indonesia mencetak sejarah dengan meraih dua medali emas dan satu perunggu. 

Dua medali emas dari atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi Rizki Juniansyah. Satu medali perunggu dipersembahkan Gregoria Mariska Tunjung.

Veddriq Leonardo dan CdM Anindya Bakrie berbagi kisah dan pengalaman saat berjuang di Olimpiade Paris kepada anak-anak muda dalam talkshow bertajuk #DemiIndonesia Emas yang berlangsung di Gedung Bank Mega, Jakarta, Rabu 28 Agustus 2024. 

Veddriq Leonardo mengungkapkan keberhasilannya merebut medali emas, tak lepas dari dukungan Chief de Mission (CdM) kontingen Indonesia, Anindya Bakrie. Ada kata-kata ajaib yang diberikan Anindya sebelum Veddriq akhirnya meraih emas.

Veddriq mengakui sempat tertekan sebelum bertanding di nomor speed putra panjat tebing 2024. Terlebih, Indonesia saat itu belum mampu meraih medali emas. 

Indonesia baru meraih satu medali perunggu melalui tunggal putri bulutangkis Gregoria Mariska Tunjung.

"Memang saat itu, ada tekanan. Tapi, dengan doa dan juga dukungan orang sekitar itu mengembalikan mood ke pikiran positif dan itu sangat membantu," kata Veddriq.

Veddriq lalu membocorkan kata-kata ajaib yang membuatnya menjadi percaya diri untuk menciptakan sejarah.

"Seperti yang Pak Anin katakan sebelum saya berangkat. Lakukan yang terbaik karena kamu tahu kamu yang expert. saya hanya memberikan dukungan dan bantuan, kalo ada apa-apa cerita ke saya," cerita Veddriq mengenai ucapan Anindya Bakrie.

Dalam kesempatan yang sama, Anindya Bakrie juga memberikan motivasi kepada para peserta Talk Show untuk terus memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

"Di Olimpiade itu cuma ada 300 medali emas. Yang 100 itu direbut China dan Amerika, dan sisanya 200 dibagi negara lain. Salah satu yang dipegang ada di sini (Veddriq)," kata Anindya.

Dalam kesempatan ini Anindya juga melakoni banyak peran sebagai pemimpin kontingen, teman, dan juga penasihat.

"Saya katakan Indonesia ingin masuk G20, negara terbesar ekonomi. Nah Indonesia kalau ingin status besar olimpiade, jadi kalau bermimpi bisa di Asian Tenggara, kalau tidak di Asia, lalu juga dunia," ujar Anindya.

"Support ortu sangat penting, lalu kedua pelatih, dan tak lupa pemerintah. Pak Jokowi, menteri, KONI, KOI, dan cabor. Ini tak berhasil kalau tidak karena doa dan kebersamaan. Tugas saya sebagai CdM, hanya komunikasi dengan seluruh pihak, kedua mengakomodasi, dan ketiga jadi kawan spiritual serta psikologis," jelas Anin. 

Anin juga berpesan agar para atlet tidak berpuas diri dengan pencapaian Olimpiade 2024. Dia ingin Indonesia bisa lebih baik di Olimpiade 2028 Los Angeles.

"Pertama-tama tentu harus ada perbaikan di sisi atlet sebagai ujung tombaknya dan semua harus ikut berperan dengan tugasnya masing-masing. Berikutnya menarik di Los Angeles, berikutnya Brisbane. Dalam 8 tahun itu harapannya masuk G20 olahraga."

"kedua, banyak yang sukses di dunia digital, the power of digital naratic sangat penting. seperti badminton masukin data dan tahu sisi mana nyaman, dan tak nyaman. Terakhir bagaimana membuat atlet itu nyaman."