"Tentu untuk rangking Indonesia dari 55 ke 39 ini perubahan yang signifikan. Penantian 32 tahun dapat dua emas dan diraih dari cabang diluar badminton. Ini artinya olahraga Indonesia semakin besar dan disegani tidak hanya di badminton saja, tapi diluar badminton kita bisa mengalahkan dua negara besar Amerika Serikat dan Cina," jelasnya.
CdM Anindya berharap Tim Indonesia bisa meloloskan lebih banyak atlet dari berbagai cabang olahraga untuk membuka peluang raihan medali emas yang lebih besar.
"Dari 12 cabor yang terkualifikasi, kita dapat tiga medali dari tiga cabang olahraga. Tentu ini hasil yang manis. Untuk bisa masuk G-20 olahraga, paling tidak kita harus bisa meraih 5 medali emas. Tinggal kita cari tiga lagi. Evaluasi harus segera dilakukan, infrastruktur sudah ada dari Pak Jokowi dan tinggal dilanjutkan oleh Pak Prabowo sebagai Presiden terpilih. Semoga semua stakeholder olahraga bisa bersatu dan meraih hasil lebih baik lagi di Olimpiade 2028 Los Angeles," kata CdM Anindya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan Roeslani mengaku sangat bangga atas capaian medali emas yang diraih Rizki Juniansyah di Olimpiade Paris 2024. Ia percaya proses yang selama ini dijalani tidak akan mendustakan hasil yang diraih.
“Tentu hasil ini merupakan kerja keras dari banyak pihak, atlet, pelatih, pemerintah, NOC Indonesia, termasuk Marinir yang telah membantu kami, memfasilitasi latihan, juga masyarakat Indonesia untuk segenap doa dan suportnya kepada kami. Doakan kami semoga kami bisa kembali mencatatkan prestasi terbaik di Olimpiade Los Angeles 2028 nanti,” ujar Rosan.
Di Olimpiade Paris 2024, Tim Indonesia berpartner dengan Aice yang juga merupakan Olympic Partner, Li-Ning, Didit Hediprasetyo Foundation, Lavani Jewelry, Kings Travel, Samsung. Serta didukung oleh On Point, Oakley, Canon Indonesia dan Lumix Indonesia.