Di level dua, Uzbekistan, China, Bahrain, Palestina, UAE, Oman, Kyrgistan, Kuwait, Yordania, Korea Utara. Lalu timnas kita di posisi mana? Bukan maksud merendahkan, timnas kita masuk level kelas dua, tapi pada kasta paling bawah.
Di tanggal 27 Juni, tim 18 negara itu akan dibagi dalam tiga grup. Berarti setiap tim akan main 10 laga dalam sistem home and away. Di grup mana pun timnas berada, sudah pasti akan sulit meraih posisi satu, dua, tiga bahkan empat.
Artinya timnas tidak akan mendapat tiket Piala Dunia. Ini perlu diingatkan dari sekarang, agar ekspetasi kita proporsional, tidak ketinggian. Asa selalu ada. Asal kita tingkatkan kemampuan timnas. Caranya, 'suntik' dengan pemain lebih berkualitas.
Setidaknya timnas butuh lima pemain lagi. Pertama penjaga gawang. Mesti kiper tangguh yang sudah teruji di kompetisi Eropa. Kiper yang membuat barisan belakang tenang, dan tidak membuat penonton jantungan, akibat sering buat blunder.
Pemain kedua, wingback kanan yang kuat dan cerdas bertahan, serta kreatif dan agresif menyerang. Asnawi dan Sandy Walsh masih kurang. Kita perlu pemain yang kualitasnya di atas atau setidaknya setara dengan Calvin Verdonk, wingback kiri baru timnas.
Pemain ketiga, gelandang bertahan, nomor 6. Punya tenaga kuda, petarung di lapangan tengah. Bola di kakinya lawan terancam. Dia play maker yang mengubah pertahanan ke penyerangan. Dia ibarat Rodri di Manchester City/Timnas Spanyol. Ivar Jenner dan Nathan Tjoe A On belum cukup.
Pemain keempat, gelandang menyerang, yang juga lihai sebagai winger. Pemain ini cepat, gesit, sulit dijaga. Umpan tusuk dan silangnya berbahaya. Dia juga ahli memanfaatkan peluang guna mencetak gol. Marselino belum waktunya memikul tugas ini.