Selain pebalap Indonesia, ada juga pebalap asal Asia lainnya, Riyadh Hakim (Singapura), Yuta Matsumoto (Jepang), dan Eusebia Nicole (Filipina).
“Kisah sukses seperti Sayu Bella yang meraih podium di Eropa adalah bukti potensi pebalap Asia. Apalagi mereka bermarkas di Indonesia, yang punya lokasi-lokasi MTB terbaik. Kami kami yakin mereka akan menginspirasi generasi baru MTB Asia,” ucap Okto yang juga menjabat sebagai Senior Vice President ACC.
Sementara itu, Kohei Yamamoto menjelaskan dibentuknya Asia Union TCS Racing Team didasari dari keprihatinannya terhadap wakil Asia di berbagai event MTB dunia, khususnya di Olimpiade. Misalnya, yang terjadi di Paris 2024 di mana hanya dua wakil Asia.
“Ketika Saya masih aktif sebagai atlet MTB, saya merasa sedih dan kesepian, karena hampir tidak ada atlet MTB dari Asia selain Saya. Saya merasa Asia menyimpan talenta yang besar. Maka Ketika saya pensiun, saya memutuskan untuk membangun tim ini. Saya ingin membuat orang-orang Asia bisa berkompetisi di World Cup, itu adalah passion saya,” ucap Kohei Yamamoto.
Komitmen Kohei Yamamoto telah membuahkan hasil yang mengesankan. Atlet binaan mereka Riyadh Hakim (Singapura) berhasil meraih peringkat kedua di XCE World Cup 2024 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Prestasi tersebut menjadikan mereka sebagai satu-satunya tim MTB profesional yang ada di Asia saat ini.
“Untuk goal selanjutnya, dengan mengusung Power of Asia, kami ingin membuat banyak atlet MTB Asia yang dapat lolos ke Olimpiade LA 2028,” tutup Kohei Yamamoto.