Sebenarnya, kata Rosan, Indonesia bisa meloloskan empat atlet ke Olimpiade 2024 Paris. Namun, hal itu terganjal dengan adanya ketentuan kuota hanya satu lifter setiap negara dalam satu kelas. “Kalau tidak ada ketentuan itu, Rahmat Erwin Abdullah dan Rizky Juniansyah yang merupakan mutiara di kelas 73kg secara angkatan bisa tampil di Paris. Namun karena harus memilih maka Rizki yang dipilih sesuai dengan hasil babak kualifikasi.
“Tanpa mengecilkan peluang yang lainnya, tampaknya Rizky bisa meraih emas. Namun Eko dan Nurul bisa saja membuat kejutan. Apalagi bagi Eko yang tampil untuk kelima kalinya di olimpiade bisa memiliki motivasi besar untuk mengukir emas pada penampilan akhirnya,” ujar Rosan.
Untuk Rosan sendiri, Olimpiade Paris merupakan olimpiade ketiga yang dihadirinya. Pertama di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, 2016 memimpin tim angkat besi. Kemudian di Olimpiade 2020 Tokyo sebagai CdM Kontingen Indonesia. Makanya tidak mengherankan bila Rosan ingin melahirkan medali emas di penampilan ketiga angkat besi asuhannya di olimpiade.
Dalam mempersiapkan para lifter ke Paris, Rosan menyatakan, semuanya berjalan dengan baik. Disiplin atlet sangat tinggi dalam Pelatnas yang digelar di Komplek Marinir, Kwini, Jakarta Pusat. Selain itu, PB PABSI juga menyertakan ahli gizi dan psikolog untuk mendukung persiapan para atlet.
Untuk mendukung sukses misi memecahkan telor emas di Paris, Rosan merencanakan akan mengirim atlet lebih dulu ke Paris untuk penyesuaian iklim dan pengenalan medan pertandingan.
“Pada olimpiade sebelumnya memang selalu kita berangkat lebih dulu untuk penyesuaian ini. Rencana ke Paris nanti juga demikian,” ucap Rosan sambil menambahkan, dirinya akan hadir mendampingi para lifter saat berjuang di negeri model itu.
Menurut Rosan, angkat besi merupakan salah cabor prioritas baik untuk level Asia Tenggara hingga dunia. Selama ini angkat besi mendapat full support dari Kemenpora, KONI Pusat, NOC dan stakeholders lainnya.