“China ini memiliki multi event nasional yang sudah disesuaikan dengan kalender dan regulasi IF. Dari situ seleksi dilakukan, yang menjadi atlet pelatnas, dan dibikin seleksi berjenjang dimulai dari regional, kontinental, serta dunia. Jadi tidak heran kenapa atlet China banyak banget, wasitnya, pelatihnya, dll. Sebab fokusnya sudah jelas yakni bersaing di kancah dunia,” kata Okto.
Ia melihat pondasi olahraga yang telah dibangun China dapat menjadi referensi bagi Indonesia dalam merealisasikan target Indonesia emas 2045. Pemerintah sendiri telah memiliki Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dirancang untuk merealisasikan hal tersebut.
“Kita selalu bilang, SEA Games dan Asian Games adalah sasaran antara. Target utama adalah Olimpiade, tetapi untuk menuju ke arah sana sudah tidak bisa lagi by accident, harus by design. Ini yang bersama harus kita pikirkan. Jadi kita pun harus melihat regulasi olahraga dunia jika ingin bersaing di panggung internasional,” terang Okto.
Di sisi lain, Zhou Jinqiang dalam pertemuan tersebut turut mengapresiasi olahraga Indonesia. Ia memuji penampilan atlet Tim Indonesia di beberapa cabang olahraga, seperti angkat besi, sport climbing, balap sepeda BMX, dan menembak.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Federasi Angkat Besi China serta Deputi Kementerian Olahraga China mengaku COC menawarkan kerja sama dengan NOC Indonesia untuk mengembangkan olahraga kedua negara.
“Kami sangat senang membicarakan kerjasama olahraga antara kedua negara, dengan berbagai asosiasi olahraga dan antara Komite Olimpiade. Kami akan mempererat kerjasama ini dan melakukan pertukaran training camp antar kedua negara, nantinya atlet dapat mengikuti pelatihan dan bertanding di berbagai laga cabang olahraga masing-masing negara,” kata Zhou.
Ia juga mengatakan negaranya melakukan multi event nasional yang sangat kompetitif dan menjadi seleksi ketat bagi para atlet. Waktu penyelenggaraannya pun disesuaikan, yakni satu tahun setelah penyelenggaraan Olimpiade.