“Saya pribadi mengapresiasi Pak Dito, Pak Joko Widodo, Pak Wakil Presiden (Ma’ruf Amin), bagaimana mereka mendorong event ini berjalan baik. Pengawasan prioritas karena ini uang negara yang dipertanggungjawabkan.” ucap Erick.
“Dana hampir 400 miliar ini untuk penyelenggaraan dan persiapan timnas. PSSI tidak bisa melulu merengek ke pemerintah. Komersialisasi timnas juga punya dana-dana untuk menggelar event. Contoh event Piala AFF, TC jangka panjang U-23, atau level timnas senior.” sambung Erick.
“Kemarin pergelaran Piala AFF Putri di Palembang kami memakai dana sendiri. Kalau kita bisa saling bantu semua kebutuhan pendanaan pasti tercukupi,” timpal pria yang juga menjabat sebagai Ketua Local Organizing Committee (LOC) Piala Dunia U-17 tersebut.
Menpora menyampaikan harapannya agar dana dari pemerintah bisa dipergunakan sebaik mungkin untuk menyukseskan Piala Dunia U-17, dari sisi penyelenggaraan dan prestasi.
“Kami mengedepankan transparansi dan akuntabilitas. Saya berharap dengan dana yang digelontorkan berdampak prestasi dan menaikkan international trust di mata dunia. Semoga lahirnya momentum atlet-atlet ke depan sudah masuk ke kancah dunia. Terima kasih Erick Thohir sudah bawa event-event dunia ke Indonesia,” ucap Dito Ariotedjo.
Kepanitiaan Piala Dunia U-17 mengedepankan transparansi, pihak LOC bakal didampingi oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK).
“Semuanya tanggung jawab sama-sama, Pak Menpora buat terobosan mempermudah dengan menyerahkan urusan administrasi penuh ke kami. Ada dua kepemimpinan diawasi menpora, Ratu Tisha menyangkut penyelenggaraan dan Zainuddin Amali persiapan timnas. Terobosan administrasi membuatnya lebih mudah, menjadi kunci kecepatan. Walau begitu, kepercayaan ini tetap harus diawasi,” kata Erick.