Antv – Sabtu sore (15/7-2023) kemarin atas inisiatif Ketua Umum Serikat Masyarakat Sepakbola Indonesia (SMBI) Habil Marati, lebih dari 50 legenda timnas Indonesia bermain di lapangan JIS.
Dipimpin legenda Persib Bandung yang dua kali menjadi bagian kekuatan timnas Garuda saat merebut medali emas SEA-Games 1987 dan 1991; Robby Darwis.
Ada Herry Kiswanto, Perry Sandria, Rocky Puttirai, Jusuf Bachtiar, Simson Rumapasal, Nasir Salasa, Tias Tono Taufik, Berti Tutuarima, Dede Iskandar, Nuralim, Chris Wakano, Mustafa Umarela, Louis Mohidin, dan kawan2 lainnya.
Para legenda timnas ini punya pengalaman bermain di berbagai stadion berstandard FIFA di luar negeri.
"Jika saya bandingkan dengan stadion standard FIFA di Jepang atau Korsel saat saya bermain di sana, JIS sudah standard FIFA. Tidak perlu diperdebatkan lagi," ujar Robby Darwis.
Jika berdasarkan FIFA Football Stadium Guidelines, JIS sudah memenuhi semua dari 11 kriteria yang ditetapkan FIFA.
Soal rumput pun sudah standard FIFA. Yaitu rumput hibrida. Dimana dua jenis rumput lain yang sesuai standard FIFA adalah rumput asli dan sintetis. Aturan ini sudah berjalan puluhan tahun.
Sebab itu, hanya FIFA lah satu2 nya pihak yang berwenang menilai dan memberikan putusan fnal kelayakan satu stadion untuk event sekelas Piala Dunia U-17 2023. Bukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir ataupun Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Polemik JIS memanas sedemikian rupa, sebetulnya karena dua hal:
1. Dua pejabat yang tidak punya kapasitas dan wewenang untuk menilai (Ketum PSSI Erick Thohir dan Menteri Basuki) tiba2 bicara bahwa JIS termasuk rumputnya belum berstandard FIFA. Sehingga harus ada renovasi.
2. Pernyataan terburu-buru Erick Thohir dan Menteri Basuki itu oleh masyarakat terutama pendung Anies Baswedan, dianggap politis sebagai upaya penjegalan. Untuk merusak kredibilitas Anies sebagai gubernur DKI Jakarta yang saat itu membangun JIS.
Jadi masyarakat luas pendukung Anies akhirnya menilai bahwa polemik JIS ini hanya upaya sistemik untuk memojokan Anies.
Penulis: Tommy Rusihan Arief - Sekjen SMBI