Antv – Tuan rumah Kamboja sempat dihujani kritik karena fasilitas pendukung saat penyelenggaraan SEA Games ke-32 pada 5-17 Mei 2023. Dari kritikan-kritikan tersebut, tampaknya tuan rumah Kamboja tak ingin nada minor itu terulang lagi pada penyelenggaraan ASEAN Para Games 2023 Kamboja.
Dari kritikan, Kamboja kembali belajar untuk menjamu tamu kenegaraan dari negara-negara Asia Tenggara saat APG XII. Salah satu menjawab kritikan minor tersebut, Kamboja menyediakan dining hall atau ruang makan yang bisa dikatakan mewah bagi seluruh kontingen.
Berlokasi di Sports Village Morodok Techo, dinning hall atau ruang makan menjadi tempat favorit bagi kontingen negara-negara peserta untuk bertemu kolega sesama atlet dari negara lain.
Ruang makan superluas tersebut terletak di Tower 4 P1. Untuk akses masuk, setiap atlet atau ofisial harus tap in barcode dari id card. Dinning hall merupakan fasilitas khusus bagi para atlet dan ofisial selama 24 jam nonstop.
Asupan gizi dipastikan terjamin. Menu yang tersaji dari seluruh Asia Tenggara disediakan panitia untuk memanjakan para atlet dan ofisial.
Menu-menu yang disajikan seperti jus buah, buah-buahan, roti, susu, yogurt, sereal, dan salad. Selain itu untuk makanan berat tersedia nasi putih, nasi goreng, daging, mi, dan sayur-sayuran sebagai lauk.
Tirza Yedida Onasie, tim ofisial para catur Indonesia yang memuji pelayanan dan fasilitas yang diberikan tuan rumah Kamboja, khususnya untuk menjamu atlet saat berada di ruang makan.
“Makanan disajikan tuan rumah Kamboja ini enak banget. Dining hall-nya bagus, bersih, pelayanan sangat rapi, dan volunteer yang ditugaskan ramah,” terang Tirza.
Pujian Tirza itu adalah bukti nyata Kamboja ingin menjamu para peserta ASEAN Para Games dengan sangat baik.
“Disediakan susu, yogurt, dan buah-buahan seperti pisang, jeruk, dan apel ini sangat bagus untuk atlet. Saya salut pelayanan yang diberikan tuan rumah untuk seluruh kontingen,” tutur Tirza.
Dia mendapatkan informasi, sebelum disulap menjadi ruang makan superluas dan besar, lokasi dining hall terdsebut merupakan basement.
“Informasi dari teman-teman, awalnya basement. Setelah dilihat sekarang, ternyata dining hall yang sangat bagus dan rapi banget penataannya,” imbuhnya.
Pujian lainnya disampaikan kepala pelatih sitting volleyball Indonesia, Dedi Winata yang mengamini pendapat dari Tirza tersebut.
Dedi menjelaskan, fasilitas ruang makan adalah persoalan yang sangat penting selain venue dan tempat tinggal dalam sebuah event.
“Anak-anak (atlet) sangat menikmati menu yang disajikan, karena memang banyak pilihan dan sangat cocok dengan lidah orang Indonesia,” kata Dedi.
Usaha keras dari Kamboja ini patut mendapatkan apresiasi. Perdana menjadi tuan rumah pesta olahraga atlet disabilitas se-Asia Tenggara, nyatanya Kamboja bisa memberikan pelayanan terbaik untuk tamu-tamu kenegaraan.
Sekadar informasi, Malaysia dan Thailand sudah menjadi tuan rumah enam kali, Filipina, Indonesia, Singapura menjadi tuan rumah sebanyak empat kali, Myanmar tiga kali; Vietnam dua kali; Brunei Darussalam dan Laos satu kali.