Bhayangkara Presisi mengusung misi menjegal ambisi LavAni merebut juara dengan melakukan persiapan lebih maksimal menghadapi laga final. Pengalaman pernah menang pada babak sebelumnya menjadi modal Nizar Julfikar dan kawan-kawan meladeni LavAni. Hal itu benar-benar dibuktikan Bhayangkara Presisi.
Sempat tertekan dan kalah pada set pertama, tim asuhan Reidel Alfonso Gonzales Toiran itu bangkit dengan bermain lebih solid pada set kedua dengan skor 25-22 untuk menyamakan kedudukan 1-1.
Permainan Bhayangkara masih tetap agresif pada set ketiga. Daudi Okelo, Rendy Tamamilang, Gareth Muagututia, Yudha Mardiansyah, dan Hernanda Zulfi bahu-membahu menekan dan bertahan.
Mereka akhirnya berhasil membalikkan keadaan saat memenangi set kedua dengan skor ketat 26-24. Namun, keunggulan itu tak sepenuhnya mulus saat memasuki set keempat karena LavAni ternyata bangkit.
Dengan permainan dan kerja sama tim yang lebih solid, serta mengurangi kesalahan, sang juara bertahan kembali mendikte permainan Bhayangkara dan menang 25-21.
Penampilan LavAni berlanjut pada set penentuan saat mereka memimpin 10-5, kemudian 12-7, dan menutup laga dengan kemenangan 15-9.