Total sebanyak 336 pelajar putra dan putri bersaing pada Energen Champion SAC Indonesia National Championship ini. Mereka adalah pelajar berstatus winner dan runner-up dari sembilan regional qualifiers, serta best 3 record untuk lima nomor yang diperlombakan, yakni sprint, relays, middle distance, long jump dan shot put.
Sebelum memasuki babak puncak National Championship ini, Energen Champion SAC Indonesia digelar di sembilan Regional Qualifiers yang bergulir mulai akhir Agustus hingga pertengahan Desember 2022 lalu. Yakni Bali Nusa Tenggara (di Mataram), Papua (di Mimika), DI Yogyakarta (Yogyakarta), Kalimantan (di Banjarmasin), East Java (di Surabaya), North Sumatera (di Medan), DKI Jakarta & Banten (di Jakarta), West Java (di Bandung) dan Central Java (di Semarang).
Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI" data-wsc-lang="id_ID" data-wsc-id="lcuh8u6rqtf7kxf3h">PASI) Tigor Tanjung, dalam sambutannya saat membuka National Championship menyampaikan terima kasih pada DBL Indonesia yang telah bersedia berkolaborasi dengan PB PASI untuk memulai perhelatan Energen Champion SAC Indonesia ini.
Ia juga mengapresiasi Energen Champion, minuman cokelat berenergi mengandung susu dan telur dari Mayora yang mendukung selaku title event ini. Serta, para partner lainnya. Tigor menyebut, Energen Champion SAC Indonesia merupakan format baru PASI dalam upaya menjaring bibit-bibit atlet atletik. Selama ini PASI melakukan penjaringan lewat kompetisi yang diikuti langsung oleh atlet. Mereka datang mewakili klub atau kotanya.
Nah, di ajang kompetisi atletik pelajar terbesar ini konsepnya berbeda. PB PASI dan DBL Indonesia menggelar kompetisi khusus untuk pelajar. Mereka mewakili sekolahnya masing-masing.
“Ini yang membuat dukungan lebih kuat. Kompetisinya lebih banyak ditonton. Terbukti di 9 kualifikasi panitia bisa menghadirkan lebih dari 31 ribu peserta. Ini menjadi bukti atletik itu milik pelajar. Atletik itu milik anak-anak muda,” jelas Tigor.
Dengan menggelar kompetisi berbasis sekolah, diharapkan lebih banyak bermunculan calon-calon atlet potensial. Tidak sekadar di cabang atletik. Sebab, atletik merupakan pondasi untuk menekuni cabor apapun. Ke depan, PASI berharap kolaborasi dengan DBL Indonesia bisa terus dikembangkan.
“Kalau musim ini kita gelar kualifikasi hanya di sembilan regional qualifiers, semoga kita bisa menggelar lebih banyak kota dan provinsi di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu founder sekaligus CEO DBL Indonesia, Azrul Ananda mengatakan pihaknya sudah melihat ke depan dengan mempersiapkan SAC Indonesia musim depan, termasuk pengembangannya. Azrul mengatakan biasanya menggelar event di musim pertama kesulitan mencari peserta. Namun ternyata di atletik berbeda.