Usai Remehkan Zinedine Zidane, Presiden Federasi Sepak Bola Prancis Dituntut Mundur!

Presiden Federasi Sepak bola Prancis, Noel Le Graet
Presiden Federasi Sepak bola Prancis, Noel Le Graet (Foto : Twitter @TatooineLuc)

Antv – Presiden Federasi Sepak bola Prancis (FFF), Noel Le Graet dituntut untuk meninggalkan jabatannya oleh Dewan Etika Nasional Prancis setelah melontarkan pernyataan kontroversial terhadap Zinedine Zidane.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Le Graet sempat melontarkan pernyataan kontroversial mengenai peluang Zidane menangani Timnas Prancis.

img_title
Zinedine Zidane. (Foto: Twitter)

"Apakah Zidane berusaha menghubungi saya? Tentu saja tidak, saya bahkan tidak akan mengangkat teleponnya. Saya belum pernah bertemu dengan dia, karena kami tidak pernah mempertimbangkan berpisah dengan Didier," ujar Le Graet, seperti dikutip dari Marca.

Komentar tersebut menuai banyak kecaman dari berbagai pihak. Mulai dari suporter, tokoh-tokoh Prancis hingga striker Les Bleus, Kylian Mbappe.

Sejumlah pihak di FFF juga geram, karena Le Graet dilaporkan oleh L'Equipe tidak melakukan diskusi sebelum menambah kontrak Deschamps.

Baru-baru ini, menjelang pertemuan dengan komite eksekutif FFF pada Rabu, 11 Januari 2023. Dewan Etika Nasional-nya Prancis mendesak Le Graet untuk turun dari jabatannya.

"Presiden Le Graet membuat pernyataan yang menunjukkan bahwa ia telah kehilangan sebagian dari akal jernihnya, Ia sudah lelah, perlu untuk mundur," kata Patrick Anton selaku ketua dewan yang dikutip dari Reuters pada Rabu, 11 Januari 2023.

"Kami meminta presiden federasi untuk menarik diri dari tugasnya dan karena itu mengundurkan diri. Kami tidak akan menodai hasil finansial dan olahraga yang baik dari FFF dengan opera sabun yang lebih menghiasi halaman berita daripada bagian sepakbola." Tegasnya. 

Le Graet telah menjadi presiden FFF sejak 2011, dan ia sebelumnya menjabat sebagai pimpinan Ligue 1 yang merupakan kompetisi kasta tertinggi di Prancis.

Komentar pria berusia 81 tahun itu mengenai Zidane dinilai sebagai blunder sehingga banyak pihak menginginkannya mundur bersamaan dengan momentum kekalahan Prancis dari Argentina di final Piala Dunia 2022.