Tim Indonesia Siap Berjuang di World Memory Championship 2019

yudi 4
yudi 4 (Foto : )
Tim Indonesia siap bersaing dengan berbagai negara lainnya di putaran final World Memory Championship 2019, Xiamen, China  pada hari ini 16-18 Desember 2019.
Setelah melakukan tour kompetisi di sejumlah negara dan menjadi tuan rumah perhelatan Asia Open Memory Championship 2019 di Denpasar serta mengumpulkan lebih dari 100 medali pada tahun ini, Tim Indonesia siap bersaing dengan berbagai negara lainnya di putaran final World Memory Championship 2019, Xiamen, China.Kejuaraan Dunia Daya Ingat  (World Memory Tour (Final) – World Championship 2019) yang akan digelar pada tanggal 16-18 Desember 2019 ini membuka keikutsertaan untuk seluruh kategori usia.Yang pertama adalah kategori Kids (di bawah 12 tahun), kemudian kategori Junior (13-17 tahun), Adult (18-59 tahun), dan Senior (>59 tahun).Dengan kekuatan di kategori Junior dan Kids, Tim Indonesia siap kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Ini bukan kali pertama Indonesia berpartisipasi dalam kejuaraan dunia.Pada tahun 2017, IMSC (Indonesia Memory Sports Council) bahkan menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Memory Championship di Ancol, Jakarta. Tidak kurang dari 110 peserta dari 21 negara berpartisipasi di ajang ini.Kompetisi yang digelar oleh Global Alliance of Memory Athletics (GAMA) bekerja sama dengan Asia Memory Sports Alliance (AMSA) ini akan mempertandingkan ketepatan dan kecepatan mengingat di 10 nomor pertandingan, yaitu:5’ Images (mengingat gambar acak dalam 5 menit)
  • 15’ Words (mengingat kata acak dalam 15 menit)
  • 15’ Names and Faces (mengingat nama dan wajah dalam 15 menit)
  • 5’ Numbers (mengingat digit angka acak dalam 5 menit)
  • 5’ Dates (mengingat tahun dan kejadian dalam 5 menit)
  • 5’ Cards (mengingat satu pak kartu remi acak dalam waktu secepat-cepatnya)
  • 30’ Binary Numbers (mengingat digit angka biner dalam 30 menit)
  • 60’ Numbers (mengingat digit angka acak dalam 60 menit)
  • 60’ Cards (mengingat kartu remi acak dalam 60 menit)
  • Spoken Numbers (mengingat angka yang diperdengarkan 1 detik per digit)
Sebanyak empat atlet memory akan mewakili Indonesia bertanding di kompetisi yang digelar di Amoy Haicang Sports Center ini.  Athaya Kemal, satu-satunya peserta Indonesia di kategori Kids yang masih duduk di bangku SD Kinderfield Depok.Sementara kategori Junior dari Indonesia diperkuat oleh tiga dara yaitu Janet Valencia (SMA Regina Pacis Bogor), Yossyifa Zahra (SMAN 1 Depok, dan Amira Tsurayya (SMA PU Al Bayyan Sukabumi).Di bawah bimbingan Yudi Lesmana, IGM (International Grandmaster of Memory) selaku
team leader , persiapan sudah dilakukan sepanjang tahun dengan mengikuti kejuaraan internasional di Jepang, Filipina, Bali, dan sejumlah kompetisi persahabatan tingkat regional di Indonesia.“Menjadi bagian dari Tim yang bertanding di Kejuaraan Dunia, sudah suatu pencapaian. Berani lewati batas normal daya ingat manusia biasa. Daya ingat sangat penting dimiliki setiap manusia, terlebih WHO telah memprediksi dementia (pikun) akan meningkat tiga kali lipat pada 2035. Kemampuan daya ingat tentu tidak bisa disamakan dengan kemampuan menghapal karena hilangnya hafalan (contoh bahan bacaan pelajaran atau kitab suci) seseorang tidak akan langsung mempengaruhi hidup orang tersebut, namun hilangnya daya ingat bisa membuat seseorang tersebut tidak bisa mengenali segala hal yang ada di diri dan lingkungannya", Ujar Yudi Lesmana."Kejuaraan memory melatih working memory yang meningkatkan daya serap otak terhadap informasi-informasi baru, terus berkarya untuk bangsa Tim Memory Sports Indonesia. Menang menjadi kebanggaan, kalah menjadi pengalaman,” tambah Yudi.Untuk mencapai gelar Grand Master, seorang atlet memory dituntut untuk mampu mengingat 1 pak kartu remi dalam waktu sekurang-kurangnya 120 detik, 10 pak kartu remi dalam 1 jam, 1.000 digit angka dalam 1 jam, 50 kata dalam 5 menit, dan mengumpulkan 3.000 poin dalam satu kompetisi sebagai akumulasi dari keseluruhan nomor pertandingan.Yang membanggakan, Indonesia kini telah memiliki 8 orang Grandmaster Memory lainnya, yang merupakan murid-murid binaan IMSC. Amira dan Yossyifa adalah salah satunya, yang berhasil meraih kualifikasi ini di ajang Asia Open Memory Championship, Oktober 2019 lalu.Meskipun demikian, di World Memory Championship 2019 ini mereka menargetkan tingkatan gelar yang lebih tinggi lagi yaitu IGM dan beberapa medali.Dijelaskan Yudi, ada pencapaian khusus yang bisa diraih oleh peserta kejuaraan pada World Memory Championship, yaitu gelar International Grandmaster of Memory (IGM). Kualifikasi untuk mendapatkan gelar ini juga tidak mudah, oleh sebab itu sangat sedikit orang yang mampu mendapatkannya. Gelaran ini juga terbagi ke dalam sejumlah tingkatan yang disebut Dan,