Ratu Sofya Belajar Karakterisasi Demi Peran Zia di Film Kromoleo

Film Kromoleo
Film Kromoleo (Foto : Istimewa)

Antv – Kromoleo, film horor terbaru garapan sutradara Anggy Umbara, siap menggetarkan layar lebar di seluruh Indonesia pada 22 Agustus 2024. Dipersembahkan oleh Imperial Pictures bersama Pilar Film dan Umbara Brothers, film ini mengangkat legenda urban yang terkenal di Jawa Tengah. Kisahnya berpusat pada sosok Kromoleo, rombongan hantu pengangkut keranda mayat yang dipercaya mampu membawa malapetaka bagi siapa pun yang melihatnya.

Zia (diperankan oleh Ratu Sofya), karakter utama dalam cerita ini, memutuskan untuk pulang ke desa guna mengunjungi makam ibunya meskipun sudah dilarang oleh kakeknya, Danang (diperankan oleh Tio Pakusadewo). Desa tempat ia berasal menyimpan misteri besar yang tak ingin diungkapkan oleh para sesepuh, termasuk kepala desa yang melarang warga keluar rumah di malam hari. Namun, keputusan Zia untuk kembali ternyata memicu kemunculan Kromoleo, dan teror pun mulai menghantui desa.

Disutradarai oleh Anggy Umbara, Kromoleo tidak hanya menjanjikan ketegangan dan kengerian khas film horor, tetapi juga menyuguhkan elemen nostalgia dengan latar cerita di dekade 90-an. Alur cerita yang menggabungkan legenda rawa rontek—sebuah ajian kebal senjata yang dipercaya masyarakat Jawa Tengah—menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang menyukai horor dengan nuansa lokal.

Film ini juga menandai kolaborasi ketiga antara Ratu Sofya dan Anggy Umbara. Meski sebelumnya telah bermain di dua film horor lain, Ratu mengaku mendapatkan pengalaman baru di proyek ini. 

"Di sini aku benar-benar belajar tentang karakterisasi sama Mas Anggy. Karakter yang aku mainkan cukup berbeda dari film-film sebelumnya," kata Ratu dalam wawancaranya.

Selain Ratu Sofya dan Tio Pakusadewo, film ini juga dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris berbakat seperti Abun Sungkar, Cornelio Sunny, Aline Fauziah, Rukman Rosadi, Totos Rasiti, Vonny Anggraini, dan Dayu Wijanto. Trailer resmi yang dirilis pada 11 Juli 2024 telah memberikan kilasan mengenai kemunculan Kromoleo di Desa Majenang pada tahun 1994, yang menjadi titik awal dari seluruh teror yang terjadi.

Hartawan Triguna, produser dari film ini, menyampaikan harapannya agar Kromoleo dapat menandingi kesuksesan karya-karya Anggy Umbara sebelumnya.