Antv – Film keren 'Kupu-Kupu Kertas' bakal dirilis sama tim keren dari Denny Siregar Production dan Maxima Pictures, nanti tanggal 7 Februari 2024! Siap-siap nonton ya, guys!"
Film yang disutradarai oleh Emil Heradi ini dibintangi oleh sederet aktris dan aktor Indonesia kenamaan, seperti Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, Iwa K, Reza Oktovian, Samo Rafael, Fajar Nugra, Ayu Laksmi, dan Seroja Hafiedz.
Di balik nama-nama hebat di atas, rupanya ada tujuan yang diinginkan oleh Denny Siregar selaku produser dan Emil Heradi sebagai sutradara. Yuk simak informasi selengkapnya soal film Kupu Kupu Kertas berikut ini!
Denny Siregar selaku produser film Kupu Kupu Kertas dalam acara press conference yang digelar di Epicentrum XXI hari ini, Senin, 29 Januari 2024 menyampaikan bahwa film berlatar sejarah peristiwa G30S PKI tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada penonton di seluruh Indonesia.
“Ini film yang agak kontroversial ya sejak awal idenya saja sangat kontroversial karena sesudah film G30S PKI yang banyak kita tonton atau kita kenal, mungkin sekarang mulai bermunculan film-film tentang PKI, termasuk Kupu Kupu Kertas. Niatnya sih memang untuk memberikan edukasi kepada generasi muda bahwa kita pernah mengalami peristiwa paling kelam dalam sejarah,” kata Denny Siregar.
“Peristiwanya kita sudah dapat, idenya kita sudah dapat, yang sulit itu bagaimana menyampaikannya kepada generasi muda sekarang. Karena itulah kita butuh Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, Reza Arap,” sambungnya.
Sebagai produser, Denny Siregar mengaku kagum kepada Emil Heradi selaku sutradara yang berhasil menjadikan sederet cast hebat tersebut menyatu dengan kisah yang dibawakan.
“Dan saya jujur kagum dengan Emil yang sudah berhasil mengolah teman-teman ini, dengan akting yang sangat prima dan juga kalau kalian menangis mendengar soundtracknya ini adalah Mas Andi Rianto,” tambahnya.
Proses Pemilihan Cast yang Memakan Waktu
Emil Heradi selaku sutradara film Kupu Kupu Kertas merasa hal tersulit sepanjang pembuatan film ini adalah menghidupkan cerita dan situasi pada zaman itu, tepatnya tahun 1965 di Banyuwangi.
“Sebetulnya yang paling sulit ini adalah kita tahu tentang kisah ini, tragedi pembantaian, tapi yang sulit adalah gimana data itu bisa jadi nafas, gimana penonton bisa menghidupi rasanya di zaman itu,” ungkapnya.
Upaya untuk menghidupkan cerita pun menjadi dasar pertimbangan penting dalam proses pemilihan pemain film Kupu Kupu Kertas. Emil merasa, lewat para aktor lah nafas zaman terlahir.
“Untuk itu kita memilih mereka ini, kawan-kawan yang bukan cuma bagus ya aktingnya tapi mereka juga menghidupi karakter-karakter ini dengan tepat. Justru kurasa akhirnya dari pemilihan-pemilihan cast, itulah yang akhirnya ini, nafas zaman itu lahir dari mereka,” katanya.
Sebagai gambaran dari peristiwa pembantaian yang terjadi tahun 1965, cast dan kru film Kupu Kupu Kertas berusaha maksimal untuk menghidupkan kisah dan latar dengan kuat. Bukan berperan sebagai dokumentasi sejarah, melainkan untuk menyampaikan rasa kepada penonton.
“Prosesnya sendiri ya udah seperti biasa kita memilih mana yang paling tepat, memang prosesnya nggak cepet ya karena banyak sekali yang akhirnya jadi pertimbangan dan selain itu ya tinggal gimana dari kawan-kawan juga, gimana kita menciptakan suasana tahun itu. Bukan mencoba untuk menjadi dokumentasi sejarah, tapi mempunyai rasa yang kuat,” tutupnya.