POP: Album Penuh Rasa Nostalgia Persembahan Pongki Barata

Pongki Barata
Pongki Barata (Foto : Istimewa)

Antv – Melalui sederet karya populer yang telah dihasilkan dalam kiprahnya selama hampir tiga dekade di dunia musik Indonesia, wajar jika nama Pongki Barata menjadi identik dengan nostalgia. 

Kini, penyanyi dan pencipta lagu tersebut menawarkan jenis nostalgia yang berbeda melalui album terbarunya, POP

Dirilis oleh Peanut Butter Limited dan Multimas Production ke platform-platform musik digital pada 17 November 2023, POP berisi lagu-lagu ciptaan Pongki – termasuk “Aku Peluk Kamu”, “Pertemuan Kedua”, “Berartikah Diriku Bagimu” dan “Kuat Sendirian” – dengan warna musik synth pop yang terinspirasi para musisi favorit di masa mudanya.

“Album POP itu dibuat karena ingin kembali merasakan ketika mulai menyenangi musik di era akhir '80-an dan awal '90-an, di zaman Rick Astley, Jason Donovan, Milli Vanilli,” kata Pongki. 

“Album ini dibuat penuh dengan synthesizer 100 persen, kecuali lagu bonus yang instrumental karena menggunakan saksofon,” sambungnya.

img_title
Pongki Barata. (Foto: Istimewa)

Ide awal untuk membuat album dengan konsep ini muncul tak sengaja, yakni ketika Pongki sedang membenahi arsip demo lagunya dan menemukan sebuah lagu berjudul “Jiwa Hidupku”. 

“Ada demo lama di komputer saya, dan karena waktu itu sedang pandemi, saya pikir, ‘Ah, ini coba dikerjakan musiknya.’ Akhirnya dikerjakan oleh Tommy,” kata Pongki tentang Tommy Widodo, partner bermusiknya sejak 2003 sekaligus co-producer album POP. 

“Nah, cara dia mengerjakan lagu itu adalah menggunakan sound akhir ’80-an, awal ’90-an dengan synthesizer. Lalu saya berpikir, ‘Wah, seru juga nih kalau satu album saya bikin seperti ini,” ujarnya.

Maka semua suara instrumen di album POP berasal dari synthesizer dan dikerjakan di studio milik Pongki yang kini berdomisili di Bali dan di studio milik Tommy di Solo. 

Ini cukup menantang bagi Pongki, yang terbiasa memakai gitar dalam proses berkarya. Ia mengatakan, “Saya bukan pemain kibor dan lebih familiar dengan gitar, jadi beberapa saya harus bekerja sama dengan Tommy yang bisa mengeksekusi lebih baik daripada saya,”.

Selain Pongki dan Tommy, album POP juga dihiasi vokal latar oleh Elizabeth Sudira di beberapa lagu serta isian saksofon oleh Damez Nababan di versi instrumental “Aku Peluk Kamu” dan “Irama Asmara” yang menjadi lagu bonus. 

img_title
Pongki Barata. (Foto: Istimewa)

Walaupun POP terdengar berbeda dari musik yang biasa dibuat oleh Pongki, kekuatan lirik dan melodinya yang khas tetap bersinar, baik di lagu bertempo cepat seperti “Irama Asmara” maupun di tembang pelan seperti “Hati yang Terang” yang kini hadir dalam versi Pongki setelah sempat diberikan ke Fariz RM.

Beredarnya POP sekaligus menutup tahun produktif bagi Pongki yang sempat bekerja sama lagi dengan band lamanya, Jikustik, untuk merilis kompilasi rekam/kenang yang berisi materi mereka yang selama ini tersimpan di arsip. 

Selain itu, ia masih aktif tampil di panggung sebagai artis solo maupun bersama The Dance Company dan membawakan repertoar yang layak dicemburui dari sepanjang kariernya sebagai pencipta lagu untuk grupnya, dirinya sendiri maupun artis-artis besar seperti Chrisye, Iwan Fals, Audy, Siti Nurhaliza dan masih banyak lagi. Kalau Anda tahu lagu “Maaf”, “1000 Tahun Lamanya”, “Setia”, “Seperti yang Kau Minta” atau “Aku Bukan Pilihan” – dan siapa yang tidak tahu? – seharusnya Anda tahu juga kalau itu semua adalah lagu ciptaan Pongki Barata.

Alhasil, POP adalah album oleh seorang seniman yang bangga dengan karya-karya lama yang membesarkan namanya namun juga ingin terus produktif sambil bereksplorasi dan mencoba hal-hal baru, suatu hal yang cukup langka ditemukan di antara para musisi dan pencipta lagu dengan jam terbang serupa. 

“Yang ingin disampaikan dari album ini sebenarnya adalah berani untuk keluar dari pola lama. Berani untuk menantang diri sendiri, untuk membuat sesuatu yang diharapkan dapat menjaga gejolak-gejolak kesenimanan di dalam diri,” kata Pongki. 

“Kalau terus-menerus mengulang pola yang sama, bisa jadi saya sendiri jadi bosan dan jenuh karena begitu-begitu terus. Kalau orang sudah terbiasa dengan pola lagu-lagu Pongki yang lama, mungkin album ini akan sedikit buat mereka kaget. Tapi enggak apa-apa, toh kalau orang enggak suka dengan yang ini mereka pasti menunggu album yang berikutnya!”