Jalani Syuting Selama Bulan Ramadan, Pemain Film Di Ambang Kematian Ngaku Bersyukur

Rifnu Wikana, Raya Adena dan Kinaryosih pemain film Di Ambang Kematian
Rifnu Wikana, Raya Adena dan Kinaryosih pemain film Di Ambang Kematian (Foto : Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

Antv – Kabar bahagia untuk para pecinta film horor Indonesia sebab Di Ambang Kematian akan segera hadir di layar lebar. Film ini dijadwalkan akan tayang pada 28 September 2023 mendatang.

Film horor lokal ini dibintangi oleh Rifnu Wikana, Kinaryosih, Taskya Namya, Wafda Saifan, Giulio Parengkuan, Raya Adena dan Farras Fatik.

Diproduksi oleh MVP Pictures dengan Azhar Kinoi Lubis sebagai sutradara, proses syuting film ini dilakukan sepanjang bulan Ramadan lalu.

Lantas, apakah puasa Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain film Di Ambang Kematian? Yuk simak kisah mereka berikut ini!

Puasa Bukan Halangan

 

img_title
Rifnu Wikana, Raya Adena dan Kinaryosih pemain film Di Ambang Kematian. (Foto: Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

 

Rifnu Wikana sebagai aktor mengaku menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh tanpa adanya halangan yang berarti.

Ia merasa momen Ramadan di lokasi syuting ini sebagai momen yang indah, mengingat ia dengan para aktor serta sederet crew banyak menghabiskan waktu bersama, termasuk saat sahur dan buka puasa.

“Iya syutingnya pas bulan puasa full, puasanya juga full. Enak sih aku merasanya. Justru kalau nggak puasa itu, dari kawan-kawan yang nggak puasa ya itu stres, karena siang itu pasti kerasa laper banget,” ungkapnya saat ditemui di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 5 September 2023.

“Kalau puasa itu yang ada di kepala kita tuh pas buka puasa bareng-bareng semua crew, indah banget,” lanjutnya.

Berbeda dengan kebanyakan orang yang kesulitan beradegan dalam keadaan lapar dan haus, Rifnu justru merasa nyaman dan terbantu dalam membangun karakter sebagai Bapak di film ini.

“Kan ini kan deep banget ya, kondisi keluarganya, trus bagaimana perjuangan si ayah itu bener-bener kalau seandainya itu bukan bulan Ramadan, untuk ngebangun emosinya itu justru sangat sulit,” tuturnya.

“Syukurnya kan bulan Ramadan itu bawaannya mau take badan itu lemes banget, jadi enak banget itu langsung masuk ke karakter, kebantu,” sambungnya.

Sejalan dengan pernyataan Rifnu, Kinaryosih menambahkan bahwa satu-satunya tantangan terberat selama menjalani proses syuting di bulan Ramadan adalah untuk fokus, terlebih di adegan-adegan yang melibatkan aksi.

“Kalau ada kegiatan (puasa) jadi nggak kerasa. Tapi memang kan lemes ya kalau yang mungkin harus berdialog aja itu sih sebenernya masih bisa, cuma yang tantangan banget misalnya lagi lemes trus harus melakukan aksi yang berat. Itu sih yang tantangan berat banget karena kan kita gak minum trus harus fokus,” ungkapnya.

“Apalagi Tegal kan panas banget ya, terik banget,” Raya Adena menimpali

Mengubah Kesulitan Jadi Berkah

 

img_title
Wafda Saifa, Farras Fatik dan Giulio Parengkuan. (Foto: Dokumentasi ANTVKlik/ Alfa)

 

Wafda Saifan dalam kesempatan yang sama juga menceritakan pengalamannya syuting film Di Ambang Kematian selama bulan Ramadan.

Sebagai aktor, ia merasa harus cerdik dalam menyikapi berbagai kesulitan yang dialami selama proses syuting berlangsung. Atas nama profesionalisme, ia tetap harus memberikan yang terbaik di layar bagaimana pun kondisi di baliknya.

Dikisahkan sebagai Yoga, seorang anak yang mengetahui rahasia gelap sang ayah dan hidup seolah tanpa harapan sama sekali, ia mengaku mendapatkan keuntungan dari rasa lemas yang timbul karena puasa.

“Di balik kesulitan itu aku pakai aja. Maksudnya kalau puasa kan lemes gitu, nah itu dipake pada saat scene-scene yang membutuhkan itu, momen-momen enggak ada harapan. Ya udah lemesnya itu dipake gitu, kalau aku sih gitu,” tuturnya.

Meski demikian, ia tetap tidak memungkiri bahwa menjalani proses syuting saat puasa adalah tantangan yang berat. Selain rasa lapar dan haus, ia juga didera kantuk yang luar biasa karena lemas.

“Tapi memang luar biasa sih lemesnya, ngantuknya. Kurang air kan kurang oksigen, ngantuknya kan luar biasa,” tutup Wafda Saifan.