Antv – Film The Kerala Story masih menjadi perbincangan hangat hingga saat ini karena menimbulkan banyak kontroversi pasca perilisannya di bioskop India.
Sebagaimana diketahui, film itu berkisah tentang tiga wanita yang dicuci otaknya untuk masuk Islam, dan akhirnya bergabung dengan ISIS.
Sontak saja, film garapan sutradara Sudipto Sen itu mengundang banyak reaksi dari berbagai kalangan.
Banyak dari mereka yang berpendapat bahwa The Kerala Story merupakan film propaganda yang anti-Islam.
Soal hal tersebut, salah satu publik figur India yakni Naseeruddin Shah turut menyampaikan pendapatnya.
Saat wawancara bersama Indian Express, Naseeruddin mengungkap bahwa saat ini kita hidup di masa-masa yang mengkhawatirkan dan propaganda yang tidak terselubung.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa di masa sekarang ini kebencian terhadap muslim tengah menjadi suatu hal yang populer.
"Kebencian terhadap Muslim sedang populer akhir-akhir ini, bahkan di antara orang-orang terpelajar. Itu adalah apa yang dengan cerdiknya disadap oleh partai yang berkuasa. Kami berbicara tentang sekuler ini, demokrasi itu, jadi mengapa Anda memasukkan agama ke dalam segala hal?” katanya, dikutip ANTV Klik pada Selasa, 30 Mei 2023.
Dia kemudian mempertanyakan komisi pemilihan dan bertanya apa yang akan terjadi jika seorang pemimpin Muslim meminta para pemilih untuk mengatakan 'Allah Hu Akbar' dan memilih.
Sebelum ini, Kamal Hasan telah menjadi berita utama karena menyebut The Kerala Story sebagai film propaganda.
Pada IIFA 2023, ia mengatakan bahwa menulis berdasarkan kisah nyata di bagian bawah sebagai logo saja tidak cukup, melainkan harus benar dan nyata.
Di sisi lain, Anurag Kashyap menggemakan pemikiran yang sama dan menyebut The Kerala Story sebagai film propaganda. Tetapi dia menyebutkan bahwa dia menentang pelarangan film apa pun.
Di tengah kontroversinya yang merebak, film The Kerala Story sukses menjadi blockbuster dengan pendapatan yang fantastis. Film ini dibintangi oleh para aktror ternama di antaranya ada Adah Sharma hingga Yogita Bihani.