Bersamaan dengan penyelenggaraan Cannes Film Festival 2023, akan dilaksanakan Marché du Film atau kerap disebut Pasar Cannes yang merupakan program pertemuan pelaku industri seluruh dunia untuk presentasi karya atau pendanaan. Salah satu forum penting adalah “Spotlight Asia”, di mana lembaga-lembaga pendanaan internasional akan mempresentasikan berbagai skema pendanaan dan kolaborasi.
Delegasi Indonesia yang turut serta dalam acara ini melalui dua nama produser berpengalaman, Alex Sihar dan Vivian Idris. Keduanya akan hadir dalam diskusi maupun presentasi, membawakan tentang pendanaan dana abadi kebudayaan (Dana Indonesiana) yang diluncurkan Kemendikbudristek pada 2022 sebagai Merdeka Belajar episode ke-18 dan menjelaskan ekosistem perfilman Indonesia kepada audien global.
Tujuan keikutsertaan delegasi Indonesia adalah membuka peluang lebih besar untuk berbagai proyek kolaborasi maupun pendanaan film yang akan memajukan perfilman Indonesia. Cannes Film Festival adalah festival film skala Internasional yang dilaksanakan di kota Cannes, Perancis. Festival ini telah berlangsung selama lebih dari 75 tahun, sejak 1946.
Festival ini menjadi salah satu festival paling bergengsi bagi sineas dari seluruh dunia. Perwakilan film Indonesia yang menyambangi Cannes Film Festival sudah berlangsung sejak dekade 1980-an. Diawali dengan film “Tjut Nya’ Dhien” (Cannes Film Festival 1989), “Daun di Atas Bantal” (Cannes Film Festival 1998), “Kara Anak Sebatang Pohon“ (Cannes Film Festival 2005), “Serambi” (Cannes Film Festival 2006), “The Fox Exploits The Tiger’s Might” (Cannes Film Festival 2015), “In The Year of Monkey / Prenjak” (Cannes Film Festival 2016), “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” (Cannes Film Festival 2017).