“Karena aku berpikir adalah begini, kalau aku bilang aku lebih ngerasa Indonesia berarti aku tidak menghargai ayah aku, kalau aku bilang aku lebih merasa Jerman berarti aku tidak menghargai ibu aku dan aku adalah perpaduan dari keduanya,” sambungnya.
Secara pembentukan kepribadiannya pun, Cinta Laura merasa kedua orang tuanya memiliki andil yang sama besar dan sama baiknya. Banyak hal baik yang ia tiru dari ayah dan ibunya yang hidup dengan budaya yang berbeda.
“Work ethic-ku, profesionalisme aku, cara bekerja aku, ketegasan aku, itu aku dapat dari ayahku yang orang Jerman. Aku tidak akan menjadi sosok seperti itu tanpa papaku. Tapi rasa empatiku, keinginan aku untuk berbuat baik, tindakan-tindakan sosial aku, itu aku dapatkan dari ibu aku karena budaya Indonesia yang sangat hangat dan mempedulikan satu sama lain,” jelasnya.
Terkait kewarganegaraannya, Cinta Laura mengaku tak menyesal telah memilih paspor Indonesia. Sebab, ia pribadi memiliki impian yang mulia untuk membantu memberdayakan masyarakat untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.
“Tentunya aku tidak menyesal memilih paspor Indonesia karena passion aku benar-benar adalah untuk memberdayakan orang Indonesia dan membuat Indonesia bisa meraih potensinya. That’s my dream,” tandasnya.
