“Karena gua capek. Waktu itu abis bokap gua meninggal, nggak lama kakek gua meninggal di samping gua. Nggak lama lagi rumah gua kebakaran, gua harus menghindari infotainment selama 8 tahun,” ungkap Abidzar.
“Sebagai anak yang masih di bawah 15 tahun gua capek. Gua nggak tahu gimana cara menghadapi semuanya, karena dulu bokap gua juga jarang di rumah. Sampai akhirnya, gua lagi cabut sekolah pas SMA, lagi ngerokok di rumah temen, gua ngelihat pohon sambil denger lagi Fourtwnty, trus pengin bunuh diri. ‘seru ya, kayaknya enak jadi pohon’,” lanjutnya.
Meskipun keinginannya itu muncul saat menghadapi masa-masa beratnya dulu, namun ia mengaku rasa ingin bunuh dirinya itu kadang kala masih menghampiri hingga saat ini.
“Masih sebenarnya (ingin bunuh diri). Gua pun berharap kalau gua bisa mati cepet, gua pengin mati cepet aja bang. Bahkan, gua naik motor aja, nagih sama rasa-rasa kecelakaan. ‘kayaknya gua pingin nabrakan diri deh’ tiba-tiba pingin kayak gitu,” kata Abidzar.
Saat mendengar pengakuan dari Abidzar, Onad pun kaget dan mengatakan bahwa mungkin saja Abidzar sakit sebab mengatakan kalau kecelakaan itu enak. Anak dari Umi Pipik itu juga mengakui bahwa memang dirinya sakit saat itu.
Namun sekarang Abidzar mulai tersadarkan bahwa kehadiran dirinya di dunia sangat berarti dan dibutuhkan orang-orang terdekatnya terutama keluarga. Lantas keinginannya untuk bunuh diri itu pun perlahan mulai berkurang.
“Cuma gua juga sadar, gua dibutuhin banyak orang apalagi keluarga gua. Jadi, sekarang sih udah mendingan, cuma dulu parah banget,” pungkas Abidzar.