Antv – Sebagai salah satu presenter nomor satu di Indonesia, Daniel Mananta rupanya pernah menuhankan popularitasnya hingga akhirnya diuji dengan musibah yang berat.
Cobaan tersebut sempat membuatnya depresi. Akan tetapi, perlahan ia mulai menemukan cahaya untuk kembali bangkit dan menemukan sudut pandang hidup yang baru. Seperti apa kisahnya? Yuk simak selengkapnya berikut ini!
Baru-baru ini, Daniel Mananta mengisahkan tentang perjalanan hidupnya ketika mulai terjun ke industri hiburan dan menjadi seorang VJ. Pada saat itu, ia yang awalnya dianggap remaja aneh untuk pertama kalinya merasakan ketenaran.
Pada saat itu, ia merasa sangat senang dengan popularitas dan spotlight yang terus mengarah padanya yang sedang menanjak naik di dunia hiburan. Bahkan ia mengaku seolah menuhankan ketenaran dan tak ingin kehilangan itu semua.
“Gue bener-bener berpegang banget, dan mungkin bisa dibilang gue membuat ketenanran itu sebagai Tuhan gue. Gue menyembah ketenaran, gue akan melakukan apa aja supaya gue bisa tenar,” ungkap Daniel dalam podcast di kanal Youtube Kasisolusi pada Jumat, 18 November 2022.
Ketika dibutakan oleh ketenaran, di situlah Daniel ditempa dengan ujian yang begitu berat. Ia didiagnosa menderita tumor di bagian pita suaranya karena terlalu memaksakan diri membawakan acara.
Hal itu tentu menjadi pukulan yang sangat keras untuk seseorang yang berprofesi sebagai presenter, sebab suara adalah aset terbesarnya. Itu membuatnya sangat terpuruk hingga mengalami depresi.
“Di situlah gue mulai merasakan depresi karena gue mikir siapa gue. Gue gak cuma kehilangan suara ternyata, gue juga kehilanagan identitas,” ujarnya.
“Ternyata sering banget kita mengaitkan identitas kita sama karier kita, sehingga ketika karier kita tidak ada, kita kehilangan identitas kita, dan itu yang terjadi sama gue. Siapa gue kalau gue tidak punya ketenaran dan gue bukan presenter,” lanjutnya.
Pada saat itu, ia sama sekali tidak mau keluar rumah dan bertemu banyak orang. Tak hanya itu, ketika ia bangun tidur, yang ia rasakan hanyalah ingin agar hari segera berganti.
“Gue enggak mau keluar rumah. Ini contoh depresi juga, begitu elo bangun tidur, elo ngerasa kayak, males banget enggak mau bangun dan elo tutup lagi pakai selimut kepala lo, yang penting hari ini lewat secepat mungkin,” jelasnya.
Lambat laun, ia mendapatkan secercah cahaya yang membantunya keluar dari keterpurukan. Pada akhirnya ia menyadari bahwa selama ini ia terlalu dibutakan dengan popularitas sehingga tak mempedulikan hal lainnya.
Daniel Mananta lantas memberikan pesan pada para pendengar podcast tersebut untuk percaya bahwa di balik kesulitan yang luar biasa besar, Tuhan telah mempersiapkan hadiah yang besar pula sebagai penghiburan.
“Gue ngerasa ketika elo terlalu lama berada di spotlight, akhirnya spotlight itu akan membutakan elo sampai temen atau lawan pun elo gak peduli,” kata Daniel.
“Ketika tantangannya itu besar, ujiannya itu besar, ternyata rewardnya juga besar. Dan itu gue pelajari,” tutupnya.